Rabu, 10 Februari 2016

RESUME TUGAS 1 SEMESTER SOFTSKILL MATA KULIAH ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN



Indonesia, negara besar yang kaya sumber daya alamnya, beragam suku bangsa dan bahasanya, dan kaya akan jumlah penduduknya, sampai ada istilah ‘Gemah Ripah Loh Jinawi’ yang artinya tenteram dan makmur serta sangat subur tanahnya. Sudah selayaknya dengan potensi yang begitu besar Indonesia sudah menjadi negara maju yang di segani di Asia, bahkan di Dunia. Tetapi ternyata realitanya Indonesia tetaplah Indonesia, negara yang selalu berkutat dengan masalah warisan para pendahulu kita, masalah yang tak pernah terselesaikan. Pengangguran, Kemiskinan, Kebanjiran, Kekeringan, ketidakmerataan pembangunan, korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) dan segudang masalah klasik yang selalu menjadi awan gelap bagi negeri ini.
Yang terbaru yaitu masalah yang terjadi kawasan ibu kota jakarta, tepatnya di kampung pulo. Wacana pemerintah untuk mengatasi masalah kebanjiran dengan merelokasi pemukiman warga kampung pulo yang sudah mendiami bantaran kali ciliwung sejak puluhan tahun lalu, bahkan sebelum NKRi terbentuk, sebelum terciptanya UUD tentang kepemilikan tanah dan bangunan. Mereka di anggap penghuni ilegal karena mendiami wilayah  tanpa bisa menunjukkan sertifikat kepemilikan tanah dan bangunan. Pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan Rusun di Jatinegara sebagai relokasi wilayah bantaran kali ciliwung yang akan di gusur nantinya, tetapi sebagian warga setempat malah menolak dengan berbagai alasan, pro dan kontrapun bermunculan, dan yang terbaru yakni kericuhan yang terjadi karena sebagian warga menolak untuk di relokasi.
Berbagai tanggapan mengalir dari masyarakat, sebagian menilai pemerintah sudah cukup tepat dengan membangun rusun Jatinegara yang akan di jadikan tempat relokasi bagi warga kp.pulo, sebagian masyarakat yang lain menganggap bahwa solusi dari pemerintah kurang serius,mengingat Mata pencaharian masyarakat akan menghilang jikalau kp.pulo di gusur, belum lagi biaya sewa, air serta listrik yang menambah beban bagi warga kp.pulo. pemerintah pun di nilai kurang serius menyelesaikan masalah yang terjadi di kp. Pulo.
Lain lagi halnya dengan investasi yang tengah di gandrungi masyarakat kelas menengah keatas dengan berinvestasi di perumahan /KPR. Terus melonjaknya nilai jual tanah menjadi lahan bisnis yang sangat menjanjikan. Permintaan akan perumahan tempat tinggal /KPR yang terus meningkat, bedampak terhadap makin gencarnya bukaan akan lahan baru, yang sejatinya sudah sangat jauh berkurang.  Area hutan di tebang, rawa-rawa di timbun yang mengakibatkan hilangnya daerah resapan air yang memperburuk kondisi banjir ibu kota. Peran dari pemerintah sangat di harapkan dalam mengatasi masalah ini serta pemerintah harus segera membuat langkah strategis yang harus di lakukan untuk penyelamatan lingkungan hijau di ibu kota.
Pemerintah harusnya mulai berkaca dari negara-negara yang berhasil mengatasi masalah serupa di kp.pulo yaitu yang terjadi di Kerajaan Saudi Arabia baru-baru ini, seperti di lansir kompas.com sebuah crane yang roboh menimpa para jemaat yang sedang melaksanakan ibadah haji, akibatnya 107 orang di kabarkan meninggal dunia dan 238 orang di kabarkan terluka.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHMKekFOU2L4FA_h8KsFnDN-ossBGwfECrJ_BrF3WK5bncihyphenhyphenpAR5NeX-iM3oNxBMGf5ArPUIoEEPHX5hs7keAH5ITyf_aKER-D5fVIDQOWn9B8PO2Q8oQZjw7fCjAYEhMfsvRb2Jxgb8/s400/0921566crane780x390.jpg


Penyelidikan pun segeri dilakukan oleh pihak pemerintah KSA, mereka dengan cepat tanggap segera mengevakuasi korban dan memberikan sejumlah uang santunan kepada para korban, seperti dilansir surat kabar setempat alriyadh, Santunan sebesar 1 juta riyal tidak hanya diberikan kepada korban wafat, namun juga pada korban yang cacat permanen. Sementara bantuan sebesar 500.000 riyal diberikan untuk setiap korban yang mengalami luka-luka. Sikap tegas juga di tunjukkan pemerintah KSA dengan pemutusan kerja sama dan membatalkan tender-tender selanjutnya serta melarang pihak perusahaan pembangun ‘Bin Laden Corporation’ untuk bepergian keluar negeri sampai penyelidikan selesai dilakukan.
Sudah selayaknya kita meniru terhadap apa yang sudah dilakukan oleh negara Kerajaan Saudii Arabia, penanganan serius terhadap masalah serupa, pengambilan kebijakan yang strategis serta peradilan hukum tegas dan sesuai perundang-undangan.
Sebagai calon arsitek harus berinovasi dan menuang gagasan untuk menciptakan bangunan yang menjadi solusi yang bersahabat bagi alam dan lingkungan, peran pemerintah juga sangat vital dalam hal ini, pengambilan kebijakan yang tepat serta peradilan hukum yang tegas bagi para pelanggar akan sangat membantu pelestarian lingkungan hijau di negeri ini, serta tidak tergoda keuntungan semata. Sekarang saatnya kita kembalikan Indonesia menjadi negeri “GEMAH RIPAH LOH JINAWI”.

http://www.kanisiusmedia.com/uploads/cover/2/028049-2.jpg



Arsitektur merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana merencana dan merancang suatu bangunan dengan memperhatikan kondisi lingkungan di sekitarnya. Dalam membangun suatu bangunan, terkadang banyak di temui berbagai kendala yang dapat menghambat proses pembangunan, diantaranya masalah iklim, cuaca, kontur tanah serta berbagai masalah lingkungan yang vital.
Arsitektur merupakan ilmu turun-temurun yang terus mengalami perubahan di setiap zaman, perubah dapat sisebabkan oleh adaptasi terhadap lingkungan,kultur dan budaya wilayah setempat, keadaan iklim dan cuaca,keinginan serta pemecahan dari masalah yang ada. Dalam bangunan arsitektur juga banyak sekali yang mengambil konsep –konsep dari alam, misalnya kuda-kuda pada atap itu mengambil contoh dari tulang yang ada pada dedaunan.
Karena manusia hidup berdampingan dengan alam sudah selayaknya dalam merancang suatu tempat tinggal kita juga harus memikirkan kondisi alam sekitar kita. Kita harus membangun bangunan yang tidak mencemari dan merusak keadaan sekitar kita. Untuk itulah di buat berbagai peraturan yang menjadi acuan dalam membangun contohnya GSB (Garis Sepanjang Bangunan) yang mengharuskan luasan bangunan 60% dari luasan yang ada, yang sisanya dapat di buat taman-taman hijau, pembuatan sumur resapan untuk menampung debit air hujan berlebih dan mencegah banjir, pembuatan septictank untuk mencegah pembuangan air kotor ke sungai dan masih banyak lainnya. Berbagai inovasi di munculkan agar suatu bangunan dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungannya, misalnya pembuatan atap yang mirip dibuat untuk mengantisipasi saat hujan, pemasangan kaca pada bangunan juga dapat berfungsi untuk menyaring intensitas cahaya yang masuk ke dalam bangunan, penanaman ‘paku bumi’ sebagai penahan bangunan pada bangunan bertingkat tinggi untuk menjaga bangunan dari perubahan keadaan tanah serta masih banyak lainnya.

 Mudah-mudahan di masa mendatang semakin banyak inovasi yang di hasilkan para arsitek sehingga bangunan yang kita huni bersahabat dengan alam.

https://ecs12.tokopedia.net/newimg/product-1/2014/5/14/4015457/4015457_464cb736-db2d-11e3-b9f6-184b2523fab8.jpg



1.    PENDAHULUAN
1.1   ARSITEKTUR BIOLOGIK

Arsitektur biologi berarti ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan. Titik berat definisi tersebut di atas terletak pada keseluruhan. Hanya penyelesaian secara interdisipliner memungkinkan pengertian sepenuhnya.
Jikalau kemanusiaan dan kebudayaan tidak menjadi pusat pada penyelesaian arsitektur/pembangunan, maka prinsip biologis di abaikan. Bila itu terjadi, arsitektur dan teknik di bidang bangunan perumahan hanya akan membentuk rumah dan tempat kediaman tanpa roh dan jiwa, tanpa ada rasa kemanusiaan. Manusia sebagai penghuni gedung dan bangunan tersebut akan terasing.
Pentingnya arsitektur dan arsitek di cerminkan oleh komposisi dan penghubungan bagian-bagian sebagai sesuatu yang harmonis dan kompleks. Kualitas bangunan dengan bagian-bagian material dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia. Perhatian terhadap tiap-tiap bagian yang memengaruhi kualitas kehidupan, di lakukan oleh arsitektur biologis
1.2   LINGKUNGAN MANUSIA

Jikalau kita membandingkan kualitas lingkungan pada masa lalu dengan keadaan sekarang, maka harus kita akui bahwa kualitasnya makin lama makin menurun.
Kehidupan manusia yang seimbang dengan alam akan membutuhkan pengertian baru bagi istilah-istilah yang ada, seperti misalnya pengertian waktu, ruang, ukuran, fungsi, lingkungan dan sebagainya.
1.3   PENGARUH ENERGI

Salah satu usaha untuk mencapai keseimbangan dengan alam ialah memberikan perhatian pada energi yang dibutuhkan, sebab penggunaan energi yang paling sedikit, juga akan merusak lingkungan manusia paling sedikit. Itu berarti bahwa dalam setiap tindakan membangun, kita membutuhkan perhitungan energi dengan memperhatikan, misalnya:
·         Energi untuk eksploitasi  bahan bangunan
·         Energi untuk persiapan bahan bangunan
·         Energi untuk transportasi bahan bangunan
·         Energi untuk mendirikan gedung
·         Energi untuk memelihara gedung
·         Energi untuk perubahan penggunaan gedung
·         Energi untuk membongkar gedung tersebut dsb.
1.4   TEKNOLOGI PROTEKTIF ( PERLONDUNGAN )

Menurut Prof. H. R. Hugi pada makalahnya Angepesste Technologie fur Entwicklungslander keseimbangan meliputi :
·         Seimbang dengan alam
·         Seimbang dengan manusia
·         Seimbang dengan lingkkungan
2.       PENGERTIAN WAKTU
2.1   SEJARAH

Pembangunan dan kebudayaan merupakan perwujudan sejarah manusia. Terutama pada masa yang lalu pembangunan rumah kediaman berarti tanda kehidupan, berarti aktivitas oleh masyarakat setempat. Kehidupan ditentukan oleh agama, kebudayaan dan masyarakat setempat.
2.2   Waktu sekarang
Waktu sekarang merupakan peralihan antara sejarah masa lampau dan masa depan. Cara membangun sudah berubah. Pada masa lalu atap merupakan perlindungan dan tujuan utama rumah kediaman, sedangkan pada masa sekarang sudah jauh berbeda karena penghuni bermukim lebih padat. Kini dibutuhkan keamanan untuk rahasia pribadi, sehingga dinding-dinding dibangun. Kini orang membutuhkan kesenangan hidup dengan fasilitas aliran listrik, membutuhkan air sehat, lingkungan sehat dengan drainase dan sebagainya. Penghunitidak dapat membangun rumahnya lagi, karena didahului oleh teknologi dan pengkhususan tukang dan ahli.
2.3   Masa depan
3.         PENGERTIAN RUANG
3.1   Alam
Manusia dan kebudayaannya serta peradaban yang dihasilkan terletak pada alam disekitarnya dengan hukum alamnya. Dari keseimbangan dengan lingkungan sosial-kebudayaan tertentu, kemudian dibuat faktor-faktor lingkungan, serta pembangunan rumah, pondok dan sebagainya. Kualitas perumahan akan meningkat dengan keselarasannya dengan alam sekitar, ketentuan ini akan menjadi dasar ekologi manusia.
3.2   Manusia
Pengertian ruang sejauh berhubungan dengan manusia merupakan sesuatu yang sangat sulit dijabarkan, sama sulitnya dengan pengertian ruang dalam kaitannya dengan masyarakat.
3.3   Masyarakat
Selamanya manusia bekerja dan melakukan sesuatu yang berimbang dengan kemanusiaan dan alam. Kesulitan selalu terdapat pada manusia dan citra dirinya, yakni hubungannya sebagai individu dengan masyarakat, kebudayaan dengan agama. Sebagai keterangan, misalnya kita dapat mengerti bahwa kelaparan yang terdapat diseluruh dunia dapat diubah dengan makanan. Asal ada makanan, maka kelaparan tidak akan ada. Di bidang perumahan, pembangunan dan pemukiman, cara penyelesaian di atas tidak akan berjalan, justru karena perbedaan pengertian pengertian yang begitu beragam di daerah atau negara masing-masing.
3.4   Bangunan

4.       PENGERTIAN UKURAN
4.1   Perbandingan arsitektur alam dan teknik
Arsitektur masa depan harus lebih efisien dengan menggunakan energi yang jauhlebih sedikit. Arsitektur seharusnya lebih biologik.
4.2   Peradaban (sivilisasi) dan kebudayaan

5.       PENGERTIAN FUNGSI
Fungsi menentukan arti. Perlindungan terhadap kehidupan manusia ialah tujuan pembangunan. Fungsi melindungi tidak boleh dicampur dengan fungsionalisme sebagai gaya arsitektur. Pengertian fungsi tentunya jauh lebih luas. Pada alam, semuanya bersifat fungsional, semua mempunyai fungsi, dan jikalau arsitektur biologis dapat diterapkan sebagai semacam arsitektur alam maka semuanya juga berfungsi.
5.1   Situasai dan analisa site
Analisa site sebagai dasar perencanaan tidak mencukupi lagi untuk perencanaan kulit manusia ketiga jika hanya arsitek saja yang menentukan letak site tersebut. Ia membutuhkan bantuan ahli-ahli lain sehingga penilaian atas site bersifat menyeluruh.
5.2   Ruang dan iklim
Bangunan dan konstruksinya dibutuhkan manusia antara lain untuk menghdapi pengaruh iklim. Faktor penting untuk membangun perlindungan terhadap cuaca dan iklim tersebut ialah penyinaran, suhu, kelembaban udara, ventilasi dan sebagainya.
5.3   Energi dan bahan bangunan
5.4   Cara membangun dan konstruksi bangunan
a)      Bagian bangunan utama
b)      Bagian bangunan yang bersifat pelengkap
5.5   Hubungan dan sambungan
Membangun tempat tinggal selalu merupakan usaha merangkai, menyambung, menghubungkan bahan, ruang dan sebagainya. Dengan kata lain sambungan biasanya kita artikan sebagai suatu sambungan mekanik seperti misalnya dua balok kayu yang ditakik sehingga hubungannya erat dan kuat. Sambungan-sambungan kimik atau sambungan-sambungan biologik sampai kini masih jarang digunakan, walaupun sambungan bangunan alam misalnya senua biologik atau kimik.
5.6   Ukuran dan proporsi
1.       Pengalaman dasar visual
2.       Pytagoras
3.       Pytagoras telah berhasil dengan penyelidikan mengenai selingan selaras/harmonis dalam bidang musik

5.7   Ruang dan bentuk
J. A. Scheiderfrankan seorang ahli filsafat penulis buku Geist und form dengan nama samaran Bo Yin Ra mengemukakan tentang arti bentuk sebagai faktor teratur pada jiwa manusia :
“ lingkungan kita harus memperlihatkan bentuk yang kita rasakan sebagai murni dan benar! Jangan kita lupa, bahwa semua lingkungan kita mempengaruhi kita kembali dan membentuk kita! “
6.       PENGERTIAN LINGKUNGAN
6.1   Lingkungan alam
Sifat, cara pemilihan dan pengelolaan atas tanah serta bangunan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, ikut menjadi faktor penentu dalam pembangunan pemukiman maaupun kelangsungan kehidupan manusia sehari-hari.
6.2   Lingkungan sekitar (Lingkungan buatan)
Tuntutan tersebut harus dijawab dengan menggalakkan penggunaan bahan bangunan setempat seperti kayu, bambu, batu kali, tanah liat, tras, pasir, rumbia dan mengurangi penggunaan bahan bangunan seperti semen, asbes semen, plastik, baja, kaca, aluminium dan sebagainya yang penyediannya sangat memboroskan energi dan sumber alam. Arsitektur biologik bukan lagi seni semacam seni patung saja, melainkan terutama mendasar pada penggunaan bahan-bahan bangunan biologik.
6.3   Lingkungan sosial dan ekonomi
7.       BAHAN BANGUNAN BIOLOGIS
7.1   Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan lagi
a)      Kayu
b)      Bambu
c)       Rumbia, alang-alang dan ijuk
7.2   Bahan bangunan alam yang dapat digunakan lagi
a)      Tanah, tanah liat dan lempung
b)      Batu alam
7.3   Bahan bangunan alam yang dapat disediakan oleh industrial
a)      Batu buatan yang dibakar (batu merah)
b)      Genting flam dan genting pres
c)       Batu buatan yang tidak dibakar (batako)
8.       PERENCANAAN ARSITEKTUR BIOLOGIS
8.1   Tujuan pembangunan biologis
ARSITEK DAN LINGKUNGAN
1.    PENDAHULUAN
1.1   ARSITEKTUR BIOLOGIK

Arsitektur biologi berarti ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan. Titik berat definisi tersebut di atas terletak pada keseluruhan. Hanya penyelesaian secara interdisipliner memungkinkan pengertian sepenuhnya.
Jikalau kemanusiaan dan kebudayaan tidak menjadi pusat pada penyelesaian arsitektur/pembangunan, maka prinsip biologis di abaikan. Bila itu terjadi, arsitektur dan teknik di bidang bangunan perumahan hanya akan membentuk rumah dan tempat kediaman tanpa roh dan jiwa, tanpa ada rasa kemanusiaan. Manusia sebagai penghuni gedung dan bangunan tersebut akan terasing.
Pentingnya arsitektur dan arsitek di cerminkan oleh komposisi dan penghubungan bagian-bagian sebagai sesuatu yang harmonis dan kompleks. Kualitas bangunan dengan bagian-bagian material dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia. Perhatian terhadap tiap-tiap bagian yang memengaruhi kualitas kehidupan, di lakukan oleh arsitektur biologis
1.2   LINGKUNGAN MANUSIA

Jikalau kita membandingkan kualitas lingkungan pada masa lalu dengan keadaan sekarang, maka harus kita akui bahwa kualitasnya makin lama makin menurun.
Kehidupan manusia yang seimbang dengan alam akan membutuhkan pengertian baru bagi istilah-istilah yang ada, seperti misalnya pengertian waktu, ruang, ukuran, fungsi, lingkungan dan sebagainya.
1.3   PENGARUH ENERGI

Salah satu usaha untuk mencapai keseimbangan dengan alam ialah memberikan perhatian pada energi yang dibutuhkan, sebab penggunaan energi yang paling sedikit, juga akan merusak lingkungan manusia paling sedikit. Itu berarti bahwa dalam setiap tindakan membangun, kita membutuhkan perhitungan energi dengan memperhatikan, misalnya:
·         Energi untuk eksploitasi  bahan bangunan
·         Energi untuk persiapan bahan bangunan
·         Energi untuk transportasi bahan bangunan
·         Energi untuk mendirikan gedung
·         Energi untuk memelihara gedung
·         Energi untuk perubahan penggunaan gedung
·         Energi untuk membongkar gedung tersebut dsb.
1.4   TEKNOLOGI PROTEKTIF ( PERLONDUNGAN )

Menurut Prof. H. R. Hugi pada makalahnya Angepesste Technologie fur Entwicklungslander keseimbangan meliputi :
·         Seimbang dengan alam
·         Seimbang dengan manusia
·         Seimbang dengan lingkkungan
2.       PENGERTIAN WAKTU
2.1   SEJARAH

Pembangunan dan kebudayaan merupakan perwujudan sejarah manusia. Terutama pada masa yang lalu pembangunan rumah kediaman berarti tanda kehidupan, berarti aktivitas oleh masyarakat setempat. Kehidupan ditentukan oleh agama, kebudayaan dan masyarakat setempat.
2.2   Waktu sekarang
Waktu sekarang merupakan peralihan antara sejarah masa lampau dan masa depan. Cara membangun sudah berubah. Pada masa lalu atap merupakan perlindungan dan tujuan utama rumah kediaman, sedangkan pada masa sekarang sudah jauh berbeda karena penghuni bermukim lebih padat. Kini dibutuhkan keamanan untuk rahasia pribadi, sehingga dinding-dinding dibangun. Kini orang membutuhkan kesenangan hidup dengan fasilitas aliran listrik, membutuhkan air sehat, lingkungan sehat dengan drainase dan sebagainya. Penghunitidak dapat membangun rumahnya lagi, karena didahului oleh teknologi dan pengkhususan tukang dan ahli.
2.3   Masa depan
3.         PENGERTIAN RUANG
3.1   Alam
Manusia dan kebudayaannya serta peradaban yang dihasilkan terletak pada alam disekitarnya dengan hukum alamnya. Dari keseimbangan dengan lingkungan sosial-kebudayaan tertentu, kemudian dibuat faktor-faktor lingkungan, serta pembangunan rumah, pondok dan sebagainya. Kualitas perumahan akan meningkat dengan keselarasannya dengan alam sekitar, ketentuan ini akan menjadi dasar ekologi manusia.
3.2   Manusia
Pengertian ruang sejauh berhubungan dengan manusia merupakan sesuatu yang sangat sulit dijabarkan, sama sulitnya dengan pengertian ruang dalam kaitannya dengan masyarakat.
3.3   Masyarakat
Selamanya manusia bekerja dan melakukan sesuatu yang berimbang dengan kemanusiaan dan alam. Kesulitan selalu terdapat pada manusia dan citra dirinya, yakni hubungannya sebagai individu dengan masyarakat, kebudayaan dengan agama. Sebagai keterangan, misalnya kita dapat mengerti bahwa kelaparan yang terdapat diseluruh dunia dapat diubah dengan makanan. Asal ada makanan, maka kelaparan tidak akan ada. Di bidang perumahan, pembangunan dan pemukiman, cara penyelesaian di atas tidak akan berjalan, justru karena perbedaan pengertian pengertian yang begitu beragam di daerah atau negara masing-masing.
3.4   Bangunan

4.       PENGERTIAN UKURAN
4.1   Perbandingan arsitektur alam dan teknik
Arsitektur masa depan harus lebih efisien dengan menggunakan energi yang jauhlebih sedikit. Arsitektur seharusnya lebih biologik.
4.2   Peradaban (sivilisasi) dan kebudayaan

5.       PENGERTIAN FUNGSI
Fungsi menentukan arti. Perlindungan terhadap kehidupan manusia ialah tujuan pembangunan. Fungsi melindungi tidak boleh dicampur dengan fungsionalisme sebagai gaya arsitektur. Pengertian fungsi tentunya jauh lebih luas. Pada alam, semuanya bersifat fungsional, semua mempunyai fungsi, dan jikalau arsitektur biologis dapat diterapkan sebagai semacam arsitektur alam maka semuanya juga berfungsi.
5.1   Situasai dan analisa site
Analisa site sebagai dasar perencanaan tidak mencukupi lagi untuk perencanaan kulit manusia ketiga jika hanya arsitek saja yang menentukan letak site tersebut. Ia membutuhkan bantuan ahli-ahli lain sehingga penilaian atas site bersifat menyeluruh.
5.2   Ruang dan iklim
Bangunan dan konstruksinya dibutuhkan manusia antara lain untuk menghdapi pengaruh iklim. Faktor penting untuk membangun perlindungan terhadap cuaca dan iklim tersebut ialah penyinaran, suhu, kelembaban udara, ventilasi dan sebagainya.
5.3   Energi dan bahan bangunan
5.4   Cara membangun dan konstruksi bangunan
a)      Bagian bangunan utama
b)      Bagian bangunan yang bersifat pelengkap
5.5   Hubungan dan sambungan
Membangun tempat tinggal selalu merupakan usaha merangkai, menyambung, menghubungkan bahan, ruang dan sebagainya. Dengan kata lain sambungan biasanya kita artikan sebagai suatu sambungan mekanik seperti misalnya dua balok kayu yang ditakik sehingga hubungannya erat dan kuat. Sambungan-sambungan kimik atau sambungan-sambungan biologik sampai kini masih jarang digunakan, walaupun sambungan bangunan alam misalnya senua biologik atau kimik.
5.6   Ukuran dan proporsi
1.       Pengalaman dasar visual
2.       Pytagoras
3.       Pytagoras telah berhasil dengan penyelidikan mengenai selingan selaras/harmonis dalam bidang musik

5.7   Ruang dan bentuk
J. A. Scheiderfrankan seorang ahli filsafat penulis buku Geist und form dengan nama samaran Bo Yin Ra mengemukakan tentang arti bentuk sebagai faktor teratur pada jiwa manusia :
“ lingkungan kita harus memperlihatkan bentuk yang kita rasakan sebagai murni dan benar! Jangan kita lupa, bahwa semua lingkungan kita mempengaruhi kita kembali dan membentuk kita! “
6.       PENGERTIAN LINGKUNGAN
6.1   Lingkungan alam
Sifat, cara pemilihan dan pengelolaan atas tanah serta bangunan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, ikut menjadi faktor penentu dalam pembangunan pemukiman maaupun kelangsungan kehidupan manusia sehari-hari.
6.2   Lingkungan sekitar (Lingkungan buatan)
Tuntutan tersebut harus dijawab dengan menggalakkan penggunaan bahan bangunan setempat seperti kayu, bambu, batu kali, tanah liat, tras, pasir, rumbia dan mengurangi penggunaan bahan bangunan seperti semen, asbes semen, plastik, baja, kaca, aluminium dan sebagainya yang penyediannya sangat memboroskan energi dan sumber alam. Arsitektur biologik bukan lagi seni semacam seni patung saja, melainkan terutama mendasar pada penggunaan bahan-bahan bangunan biologik.
6.3   Lingkungan sosial dan ekonomi
7.       BAHAN BANGUNAN BIOLOGIS
7.1   Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan lagi
a)      Kayu
b)      Bambu
c)       Rumbia, alang-alang dan ijuk
7.2   Bahan bangunan alam yang dapat digunakan lagi
a)      Tanah, tanah liat dan lempung
b)      Batu alam
7.3   Bahan bangunan alam yang dapat disediakan oleh industrial
a)      Batu buatan yang dibakar (batu merah)
b)      Genting flam dan genting pres
c)       Batu buatan yang tidak dibakar (batako)
8.       PERENCANAAN ARSITEKTUR BIOLOGIS
8.1   Tujuan pembangunan biologis
Penyelidikan arsitektur dan pembangunan mempunyai tujuan yang berbeda satu sama lain. Dalam penyelidikan itu biasanya bagian teknik dan ekonomi lebih diutamakan, sekalipun teknik tersebut belum pasti menjadi teknik yang terbaik. Pada umumnya dalam hal-hal dasar dan standar, terutama dibidang bahan, bangunan biologik masih mengalami cacat. Sebenarnya, pada semua penyelidikan seharusnya diperhatikan juga soal psikologi dan ekologi secara indisipliner.
8.2   Bentuk bangunan dan bahan bangunan
Bahan bangunan dan konstruksi bangunan adalah dua unsur pembentuk bangunan. Akan tetapi bentuk bangunanpun ditentukan oleh fungsinya, menurut kebutuhan dasar penghuninya dan cara membangunnya, yaitu cara membatasi ruang tersebut secara konstruktif dengan lantai, dinding, susunan atap dan sebagainya.
8.3   Sistem perencanaan
Perencanaan arsitektur biologik dengan bahan bangunan biologik merupakan suatu lintas ilmu yang melibatkan antara lain insinyur, ahli bangunan dan pemberi tugas (bouwheer). Kerja sama yang baik antara mereka yang terlibat akan memungkinkan optimalisasi dalam perencanaan.
8.4   Arsitektur tradisional
Istilah arsitektur tradisional dapat diartikan sebagai suatu arsitektur yang diciptakan/dilakukan dengan cara yang senantiasa sama sejak beberapa generasi. Dengan demikian, arsitektur tradisional memperlihatkan hubungan manusia dengan sejarahnya dalam bidang bangunan dan permukiman.
8.5   Menuju arsitektur biologis
a)      Pendahuluan
b)      Rudolf Doernach
c)       Peter Schmid
8.6   prospek mendatang


 8.2   Bentuk bangunan dan bahan bangunan
Bahan bangunan dan konstruksi bangunan adalah dua unsur pembentuk bangunan. Akan tetapi bentuk bangunanpun ditentukan oleh fungsinya, menurut kebutuhan dasar penghuninya dan cara membangunnya, yaitu cara membatasi ruang tersebut secara konstruktif dengan lantai, dinding, susunan atap dan sebagainya.
8.3   Sistem perencanaan
Perencanaan arsitektur biologik dengan bahan bangunan biologik merupakan suatu lintas ilmu yang melibatkan antara lain insinyur, ahli bangunan dan pemberi tugas (bouwheer). Kerja sama yang baik antara mereka yang terlibat akan memungkinkan optimalisasi dalam perencanaan.
8.4   Arsitektur tradisional
Istilah arsitektur tradisional dapat diartikan sebagai suatu arsitektur yang diciptakan/dilakukan dengan cara yang senantiasa sama sejak beberapa generasi. Dengan demikian, arsitektur tradisional memperlihatkan hubungan manusia dengan sejarahnya dalam bidang bangunan dan permukiman.
8.5   Menuju arsitektur biologis
a)      Pendahuluan
b)      Rudolf Doernach
c)       Peter Schmid
8.6   prospek mendatang

http://www.kanisiusmedia.com/uploads/cover/2/028107-2.jpg






A.      PENGANTAR EKOLOGI DASAR DAN FISIKA BANGUNAN
1.       Dasar-dasar ekologi

Ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.

2.       Aliran dalam ekosistem

Organisme-organisme dan kemampuannya tergantung pada aliran energy dan zat-zat yang dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk memproduksi materi organic. Energy surya terutama dibutuhkan untuk menjalankan peredaran materi tersebut karena elemen-elemen vital dan alat bantu yang dapat digunakan oleh organism-organisme pada ekologi system alam tidak tersebar merata. Aliran ini disebut daur, siklus, atau peredaran. Istilah ini berubah menurut buku-buku ekologi yang digunakan.

3.       Iklim dan ruang

Iklim merupakan susunan keadaan atmosferis dan cuaca dalam jangka waktu dan daerah tertentu. Iklim pada tempat tertentu dapat diterangkan berdasarkan urutan terjadinya keadaan-keadaan tersebut.  Sesuai dengan titik pandangan, maka bobot masing-masing keadaan berbeda dan iklim biasanya digolongkan atas ikim makro dan iklim mikro.

4.       Cahaya

Cahaya adalah bagian penting bagi kehidupan manusia, terutama untuk mengenali lingkungan dan menjalankan aktivitasnya. Tanpa cahaya dunia gelap, menakutkan, tidak ada yang bias dikenali, dan tidak ada keindahan visual. Dengan cahaya, manusia dapat beraktivitas dengan nyaman dan menikmati kesenian, lingkungan alam dan buatan.

5.       Bunyi

Indra pendengaran adalah telinga manusia. Daun telinga berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getaran bunyi. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk kedalam lubang telinga. Bila getaran bunyi mencapai gendang telinga, maka gendang telinga akan ikut bergetar. Getaran gendang telinga menggetarkan tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya tingkap jorong dan rumah siput (koklea) ikut bergetar, demikian pula cairan limfa di dalam rumah siput. Getaran cairan limfa merangsang ujung-ujung saraf yang menyampaikan rangsangan bunyi tersebut ke otak.

B.      PEMBANGUNAN DAN KERUSAKAN ALAM
1.       Ekologi dan arsitektur ekologis

Pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbale-balik dengan lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur.

2.       Unsur  pokok eko-arsitektur dan pengaruh pencemaran pada kesehatan manusia

Bagi banyak manusia tradisional segala materi terdiri dari empat unsur yaitu udara (angin), air (banyu), tanah/bumi (lemah), dan api/enegi (geni). Walaupun menurut pengetahuan masa kini, hal tersebut jauh lebih rumit. Empat unsure tersebut dapat dianggap sebagai awal pembicaraan hubungan timbale-balik antara gedung dan lingkungan.

3.       Kualitas arsitektur dan tugas si arsitek

Arsitektur biologi sebenarnya lebih indah, lebih tepat guna daripada pembangunan biasa saja, yang menonjol adalah kualitas arsitektur yang tinggi. Kualitas biasanya sulit diukur dan ditentukan, terlebih lagi dari bidang arsitektur. Dimana garis batas antara arsitektur yang bermutu tinggi (berkualitas) dan arsitektur yang biasa saja.

C.      JEJAK EKOLOGIS
1.       Pengertian jejak ekologis dan sekitarnya

Setiap makhluk, manusia, binatang atau tumbuhan,merindukan kehidupan. Akan tetapi, tidak ada makhluk yang mampu memuaskan nafsu kehidupannya tanpa membatasi kualitas kehidupan makhluk yang lain. Hal ini berlaku terutama bagi manusia dengan nafsu atas kesejahteraan social, kenikmatan, dan keuntungan material yang tidak dapat terpenuhi.
Dalam hal ini diadakan dua percobaan untuk menyeimbangkan ketidakseimbangan tersebut, yaitu kode etik lingungan dan jejak ekologis (ecological footprint).

2.       Jejak ekologis dan pengaruh atas pembangunan

Tumbuhan sebagai makhluk tetap berada di tempat pengolahan sampah dalam rangka kerja sama dengan organism perombak sehingga lingkungan hidupnya tetap terjaga. Lain hakya dengan manusia dengan berpindah-pindah tempat, misalnya manusia. Ketidakperhatian pada rantai bahan sebagai peredaran alam mengakibatkan penyakit menular dan merusak lingkungan alam sekitar.

3.       Alam sebagai pola perencanaan

D.      MEMBANGUN UNTUK MENGHUNI
1.       Hubungan antara kegiatan manusia dan ketergantungan pada tempat

Garis besar ini memperhatikan pembangunan dengan sendirinya maupun arsitektur yang berarti fungsi, bentuk, proporsi, teknik, dan sebagainya bahkansbagainya mengutamakan penentuan tempat yang bertuah, penanaman bangunan di dalam tanah, hubungan-hubungan yang sungguh-sungguh di antara bangunan buatan dan dunia alam yang menyumbangkan segala kehidupan dalam agama hindu.

2.       Membangun sebagai organisasi fungsi

Kehidupan pada umumya terjadi di dalam ruang yang dibangun oleh manusia. Istilah ruang (space) tidak hanya meliputi ruang dalam, tetapi juga ruang luar, misalnya jalan yang dibentuk oleh dinding, rumah, atau tanaman sekeliling. Kualitas kenyamanan, sifat, dan bentuk ruang juga mempengaruhi jiwa penghuni. Sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohani kita, mutu ruang tergantung dari suhu, cahaya, warna, bahan bangunan atau keadaan (tenang atau bising). Ukuran dan suasana ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan ruang masing-masing kegiatan.

3.       Cipta rasa dan karsa

Setelah mata manusia sejak berabad-abad merupakan organ pancaindra yang utama , pembatasan yang diakibatkan kenyataan tersebut makin jelas. Pada masa kini timbul keinginan untuk memanfaatkan daya tanggap dengan semua pancaindra.
Perhatian para desain yang mengutamakan fungsi (kegunaan rumah) sering mengbaikan batas-batas kenyamanan serta daya tahan konstruksi dan bahan bangunan. Seperti telah diuraikan di atas juga, semua pancaindra (bukan hanya mata saja) seharusnya terlibat pada waktu manusia menangkap suatu gedung, suatu pandangan yang indah atau lingkungan biasa.

4.       Menghuni dan partisipasi penghuni

Proses menghuni adalah proses belajar, memahami lingkungan, ruang pranata social di bentuk pertama kali dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Sebagai proses maka menghuni berjalan seiring waktu, menyenangkan dari waktu, atau menjadi suatu tekanan yang harus dihindari karena berbagai tuntutan yang dibutuhkan untuk memahami, mengikat agar semua bagian dalam pelajaran menghuni terwujud dalam hidup di lingkungan keluarga.

E.       MEMBANGUN SECARA EKOLOGIS (basic eco-design standard)
1.       Kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan

Perkembangan kawasan bangunan yang liar dan tidak teratur akan menghancurkan kehidupan alam dan menciptakan kota yang layak dihuni. Kota dan pedalaman harus berinteraksi seperti jari yang disambungkan satu sama lain. Jika lahan berbukit-bukit, maka dataran dan lembah dimanfaatkan untuk pedesaan dan pertanian, sedangkan lerengan merupakan perkotaan.

2.       Tapak bangunan bebas gangguan geobiologis dan radiasi elektromagnetik buatan yang minimal

Selain komunikasi antara manusia dan ibu bumi, radiasi lingkungan, irama aktivitas matahari atau cuaca, memengaruhi kehidupan secara positif karena terjadi secara terus-menerus. Jika pengintensifan radiasi berubah menjadi stabil, maka pengaruhnya atas kehidupan bias negative, berarti akan menimbulkan segala penyakit.

3.       Rantai bahan dan bahan bangunan ekologis

3.1   Pembangunan dan kesehatan
3.2   Bahan bangunan ekologis
3.3   Peredaran bahan dan rantai bahan

4.       Ventilasi alam dalam gedung

4.1   Penyegaran udara secara pasif
4.2   Penyegaran udara secara aktif

5.       Kelembapan sebagai ancaman konstruksi dan kesehatan

5.1   Lapisan permukaan dinding/langit yang mampu mengalirkan uap air
5.2   Kelembapan tanah dan konstruksi bangunan yang kering
5.3   Kesinambungan pada struktur dan konstruksi

6.       Kesinambungan pada struktur dan konstruksi

Hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan mempengaruhi pilihan struktur dan penggunaan bahan bangunan. Jika bamboo dipilih sebagai bagian strktur, baian sekunder, bagian finishing, ataupun bagian utilitas, maka harus selalu dipertimbangkan bahwa masa pakai (life span) bamboo terbatas jika dibandingkan dengan kayu, baja, atau beton bertulang.
Berdasarkan kenyataan tersebut, pikiran selanjutnya mengikuti prinsip structural, dimana setiap unsure bangunan yang lebih kuat. Makin banyak bagian bangunan yang tahan lama, makin kecil biaya pemeliharaannya.

7.       Bentuk/proporsi ruang

7.1   Penentuan bentuk
Di bidang arsitektur, ukuran biasanya berhubungan dengan hunian manusia, tetapi karena ukuran gedung secara metafistis dapat disamakan dengan mikrokosmos yang melambang makrokosmos mengandung cirri fisis maupun metafisis.
7.2   Arsitektur harmonikal
Gagasam tentang kosmos yang harmonikal dan kesamaan di antara ilmu fisika dan tanggapan di bidang music tampil ke depan pada teori kuantum. Pentingnya angka bulat terhadap angka bulat terhadap angka diferensial dan integral dalam dalil ilmu gerak dan analisa spectral menunjukkan kebenaran pengetahuan kuno tersebut.

8.       Pembangunan berkelanjutan (ekologis)

Setiap konstruksi bangunan yang didirikan oleh manusia dari bahan bangunan apapun, sesudah selesai akan menjadi tua, lemah, dan dikemudian hari mulai runtuh. Lain halnya dengan konstruksi alamiah (pembangunan konstruksi oleh alam sendiri)yang pada saat mulai memanfaatkannya akan tumbuh, kemudian bertambah kuat, dan makin tua, makin tahan lama.

9.       Bangunan bebas hambatan dan mobilitas
F.       MEMBANGUN KEMBALI DAN RESIKLING
1.       Membangun kembali dan mengganti kerugian
2.       Sampah asal dari kegiatan pembangunan dan susunannya
3.       Pengolahan sampah

GWS 4


Alternatif "Giant Sea Wall"

Muslim Muin

Keputusan mempercepat pembangunan giant sea wall Jakarta menjadi 2014 sangat mengejutkan. Keputusan bersama Menko Perekonomian, Menteri Perhubungan, Menteri PU, dan gubernur tiga wilayah (Jakarta, Jawa Barat, Banten) perlu dikaji ulang.

Giant sea wall adalah sebuah tanggul laut raksasa yang membentengi Teluk Jakarta. Proyek dengan panjang 30 kilometer dan bernilai di atas Rp 200 triliun tersebut dirancang untuk mengatasi banjir akibat kenaikan permukaan air laut, membersihkan air sungai sebelum ke laut, dan reklamasi pantai.

Namun, sebagai seorang ahli teknik kelautan, penulis tidak sependapat dengan keputusan itu. Tanggul laut raksasa adalah proyek salah kaprah karena akan lebih banyak merugikan.
Jakarta tidak memerlukan tanggul laut raksasa karena tidak ada banjir dari laut. Kalaupun terjadi rob, itu lebih disebabkan penurunan muka tanah, bukan perubahan muka air laut.
Sebaliknya, tanggul laut raksasa akan memperparah banjir di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang. Kehadiran tanggul laut akan memperpanjang alur sungai sehingga memperlambat aliran air. Belum lagi peningkatan laju sedimentasi karena menurunnya kecepatan aliran air. Dengan demikian, selain banjir juga terjadi percepatan pendangkalan sungai yang perlu biaya pengerukan rutin besar.

Dampak lain adalah penutupan dua pelabuhan perikanan Nusantara. Ribuan nelayan harus dipindahkan. Pembangkit Listrik Muara Karang juga harus ditutup karena aliran air pendingin tidak lagi tersedia. Kalaupun dipertahankan, biaya operasinya sangat besar karena memerlukan pompa yang berjalan terus.

Tanggul laut raksasa yang direncanakan dalam sistem tertutup membuat air tidak mengalir. Karena itu, kualitas lingkungan Laut Jakarta akan rusak.
Awal mula

Muka air laut dipengaruhi pasang surut, tsunami, badai, dan pemanasan global. Fluktuasi muka air laut di Jakarta lebih banyak dipengaruhi pasang surut.
Jakarta berada pada perairan dangkal dan terlindung dari tsunami. Ancaman tsunami untuk Teluk Jakarta berasal dari Selat Sunda (Gunung Krakatau). Sebelum merambat ke Laut Jawa, tsunami harus melalui Selat Sunda yang sempit dan dangkal sehingga sebagian energi hilang. Gelombang tsunami yang merambat di Teluk Jakarta juga sangat kecil karena berada dalam daerah terlindung.

Posisi Teluk Jakarta sangat jauh dari pusat badai di Laut China Selatan. Perubahan muka air laut akibat badai akan lebih besar dampaknya di Malaysia dan Kalimantan dibanding di Jakarta.
Pemanasan global tidak hanya mengancam Jakarta, tetapi juga kota-kota lain di dunia. Kelihatan sekali pejabat DKI memperlakukan Jakarta sebagai kota cengeng yang tidak terurus dan diperbodoh konsultan asing.
Jadi, Jakarta tidak memerlukan tanggul laut raksasa.

Usulan Belanda
Tanggul laut raksasa adalah proyek peninggalan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, diusulkan konsultan Belanda. Mereka menyebutnya Sea Dike Plan Tahap III, dibangun tahun 2020-2030. Sesuai permintaan Gubernur DKI Jakarta yang baru, Joko Widodo, Menko Perekonomian setuju mempercepat ide ini langsung pada tahap III tanpa melalui tahap I dan II.

Peta tata letak menunjukkan, tanggul laut raksasa Jakarta tidak sama dengan Palm Island Project di Dubai yang jadi acuan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Tanggul laut raksasa dirancang dalam sistem tertutup sehingga tidak terjadi putaran aliran air yang akan memperburuk kualitas perairan Jakarta.

Juga tidak tampak akses keluar untuk Pelabuhan Perikanan Nusantara sehingga fasilitas yang sangat penting ini harus ditutup. Karena itu, keputusan untuk mempercepat proyek tanggul laut raksasa perlu dikaji ulang.

Selain akan berdampak pada sulitnya Pembangkit Listrik Muara Karang mendapatkan air pendingin, ditutupnya Teluk Jakarta juga menyulitkan jalur pipa untuk pasokan gas dan minyak. Karena itu, sekali lagi, rencana ini harus dikaji saksama. Pipa yang ada belum tentu mampu menahan beban tanggul, apalagi mengantisipasi risiko penurunan tanah di tanggul itu.

Aliran sungai
Mari kita lanjutkan uraian dengan melihat skema aliran air sungai ke laut setelah tanggul laut raksasa dibangun. Dari tata letak yang disajikan dalam laporan Jakarta Coastal Defense Strategy, tampak bahwa untuk mempertahankan muka air di dalam tanggul diperlukan pompa yang harus bekerja tanpa henti.

Bila pompa rusak, Jakarta akan tenggelam. Ini bila kita menggunakan skenario terburuk laju penurunan 10 cm per tahun. Diperkirakan, penurunan muka tanah sepanjang 2010-2030 adalah sekitar 2 meter.

Tinggi Sea Dike 3 ternyata tak sesuai. Kenyataannya, Sea Dike 3 akan dibangun pada kedalaman lebih dari 8 meter, tak hanya 3 meter seperti yang disampaikan konsultan Belanda. Karena itu, Pemerintah Indonesia harus hati-hati mengkaji ide ini.

Jika ukuran Sea Dike 3 disesuaikan dengan kedalaman air di jalur tanggul laut raksasa tampaklah ukuran tanggul laut raksasa sangat besar bila dibandingkan dengan hanya membuat tanggul di sepanjang pantai yang, menurut saya, merupakan solusi lebih masuk akal dan murah. Tentu saja ketinggian tanggul disesuaikan laju penurunan tanah.

Dari segi biaya, pembuatan tanggul jauh lebih murah. River dike versi penulis hanya lebih tinggi 1 meter dibandingkan river dike versi konsultan Belanda. River dike yang lebih tinggi juga berarti menampung air tawar lebih banyak.

Pembaca bisa melihat dengan jelas, sistem yang saya usulkan tak memerlukan pompa untuk mengalirkan air sungai ke laut karena memanfaatkan gravitasi.

Tanggul sepanjang pantai tidak memerlukan pompa untuk mengalirkan air sungai ke laut. Murah dan tidak perlu menutup fasilitas yang sudah ada.

Sekali lagi bisa disimpulkan, Jakarta tidak memerlukan tanggul laut raksasa. Jakarta cukup membuat tanggul sepanjang pantai pada daerah yang mengalami penurunan tanah dan mempertinggi tanggul sungai. Jakarta harus segera melarang reklamasi pantai karena akan memperparah banjir di kawasannya.

Muslim Muin Ketua Kelompok Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung

#6 MATERI DARI BUKU “UNTUK APA UNTUK SIAPA”
OBJEK EKONOMI
Efisiensi / Pertumbuhan / Pendapatan Maksimal
 




-          Daerah Penghasil Distribusi

-          Sasaran Bantuan                                     Beban                         - Penilaian
- Internal                                               Pekerjaan                          




                 OBJEK SOSIAL
        Kemiskinan  / Keadilan / Stailitas Sosial                          OBJEK LINGKUNGAN HIDUP
                        Dan Sistem Kultur                                             Sumber Daya Alami / Keseimbangan Sistem /
                                                                                                             Daya Tahan Sistem

-          Bersigat Umum
-          Konsultasi
-          Pluralis