1
LATAR BELAKANG
Bangunan bangunan bergaya kolonial
Belanda banyak tersebar di Indonesia yang disesuaikan dengan iklim dan kondisi
di Indonesia. Bangunan kolonial Belanda yang masih bertahan di Indonesia
memiliki nilai sejarah yang tinggi, untuk mengetahui perkembagan bangunan yang
ada pada zamannya serta perkembangan dari suatu kota. Salah satu daerah yang
memiliki kaitan erat dengan sejarah masa kolonial Belanda adalah Kota Depok,
Jawa Barat. Kota Depok sudah
dikenal sejak abad
ke 17 saat Indonesia masih dikuasai VOC (Vereenigde
Oost Indische Compagne). Sebagai kawasan
bangunan kolonial, kota
Depok tidak lepas
dari sosok Cornelis
Chastelein sebagai pendiri Depok
pada 18 Mei
1693. Bangunan bangunan peninggalan
sejarah di Depok mayoritas berada
di Kelurahan Depok
tepatnya di Jalan Pemuda
Kecamatan Pancoran Mas, Kota
Depok Jawa Barat.
Jalan Pemuda atau
dahulu disebut Jalan
Gereja (Kerk Streat) merupakan
salah satu jalan tua dengan nuansa kolonial yang masih cukup terasa dan menjadi
area pelintasan utama
penghubung antar rumah rumah
warga di Depok Lama.
Jalan Pemuda pada
masa kolonial Belanda
merupakan pusat keramain
dan cikal bakal Kota
Depok, sehingga banyak
peninggalan peninggalan dari jaman
penjajahan Belanda yang masih dapat ditemukan, khususnya peninggalan peninggalan
dari Cornelis Chastelein
Secara arsitektural, bangunan bangunan kolonial Belanda
di Jalan pemuda mempresentasikan sebuah langgam
arsitektur kolonial Belanda yang unik dan menarik. Hal ini
dapat telihat dari
fasade bangunan yang masih mencirikan
arsitektur khas kolonial dan
bangunan yang dibangun pada jaman kolonial ini ratarata memiliki bentuk bangunan yang
simetris, bertembok tebal,
dengan langitlangit yang
tinggi, di bagian depan
terdapat pilarpilar dengan
tata ruang terbuka, beratap
perisai dengan beranda luas,
pintu dan jendela
berukuran besar, dan
didominasi warna putih.
Namun lambat laun terjadi
penurunan fungsi dan
fisik bangunan yang
ditandai dengan beberapa bangunan kolonial
Belanda yang berubah
fungsi bahkan ada
beberapa bangunan kolonial
Belanda yang dihancurkan.
1. METODE
KONSERVASI
Lokasi
penelitian ini terdapat
pada Jalan Pemuda,
Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas,
Kota Depok Jawa
Barat dengan panjang
Jalan Pemuda Depok sekitar ±1km.
Berdasarkan pertimbangan pengambilan
sampel bangunan, observasi
bangunan kolonial Belanda dilakukan terhadap
seluruh populasi yang
berjumlah 10 bangunan kolonial
- Massa Bangunan
Massa bangunan
pada ke empat kategori di
Jalan Pemuda didominasi
dengan bangunan tunggal
yang berbentuk kubus
serta ketinggian bangunan
yang rata rata terdiri dari satu
lantai bangunan dan proporsi perbandingan lebar bangunan lebih besar dibandingkan
dengan tinggi bangunan.
Bentuk atap
pada ke empat kategori
bangunan di Jalan
Pemuda Depok sangat mencirikan sebagai
bangunan peninggalan kolonial
Belanda, yang berbentuk
perisai atau limasan. Atap
perisai yang diadaptasi
dari bentuk rumah tradisional
Jawa dan penyesuaian bentuk
atap yang dibuat
miring. Selain itu yang
juga menjadi ciri
dari bentuk atap pada
ke empat kategori bangunan
di Jalan Pemuda
adalah terdapat anak atap
dengan bentuk yang
beragam, seperti bentuk
perisai, pelana, atap
segi lima dan enam.
Letak anak atap
terdapat dibagian depan
atau samping bangunan
yang juga berfungsi untuk
menaungi ruangan yang
menjorok kedapan. Perubahan yang terjadi, yaitu adanya penambahan atap perisai
atau pelana pada massa tambahan yang terletak dibagian belakang
bangunan serta perubahan material atap
yang lebih baru.
Namun atap yang mengalami perubahan struktur maupun bentuk secara total,
dibuat tidak jauh berbeda dengan bentuk
atap bangunan kolonial
yaitu berbentuk perisai,
agar tidak menghilangkan karakter
bangunan di Jalan
Pemuda sebagai bangunan
peninggalan kolonial Belanda.
- Dinding dan Kolom
Perubahan pada dinding eksterior adalah adanya penambahan dinding dengan ketebalan 15 cm pada massa tambahan yang terletak dibelakang bangunan yang dibuat menyatu dengan dinding bangunan utama, namun tetap tidak merusak bentuk, struktur dan material dinding yang lama, serta perubahan pada warna cat dinding. Dinding eksterior yang mengalami perubahan total, karena adanya perluasan bangunan sehingga merubah dinding eksterior yang ada.
Kolom pada bangunan memiliki bentuk yang sederhana (polos) dan didominasi dengan bentuk kolom persegi. Bentuk yang umumnya ditemukan berupa kolom dengan lapik (dasar) yang berpelipit. Selain itu juga terdapat kolom kolom yang memilki hiasan profil plesteran pada bagian bawah dan atasnya yang sederhana. Profil plesteran ini berupa garis garis persegi panjang yang memberi kesan geometris. Selain kolom yang terbuat dari cor beton, juga terdapat tiang tiang kayu dan tiang besi yang dipakai sebagai penyangga atap. Perubahan yang terjadi pada kolom yaitu perubahan warna cat pada kolom. Beberapa bangunan yang mengalami perubahan kolom, yaitu perubahan bentuk dan material kolom serta terdapat penambahan kolom baru pada beberapa bagian.
- Pintu dan Jendela
Beberapa bangunan yang mengalami perubahan pintu eksterior, yaitu mengalami perubahan pada bentuk dan material pintu yang sudah tidak sama dengan aslinya ataupun dibuat serupa dengan aslinya, serta terdapat penambahan dan letak pintu baru.
Beberapa bangunan
yang mengalami perubahan jendela,
yaitu mengalami perubahan
pada bentuk dan
material yang sudah tidak
sama dengan aslinya
ataupun dibuat serupa
dengan aslinya, serta
terdapat penambahan dan letak jendela baru.
KESIMPULAN
Karakter visual
pada ke empat
kategori bangunan sangat
dipengaruhi oleh
Elemen elemen bangunan yang
menjadi ciri bangunan
kolonial Belanda. Pada
karakter spasial dari ke empat kategori bangunan juga memiliki kesamaan
pada tiap elemen yang menjadi ciri dari
bangunan kolonial Belanda
di Jalan Pemuda
Depok.
Berdasarkan arahan pelestarian
pada ke empat kategori, terdapat
dua arahan pelestarian
yang mendominan, yaitu arahan
pelestarian preservasi dan
arahan pelestarian rehabilitasi. Arahan pelestarian
dengan tingkat preservasi
paling tinggi terdapat
pada rumah tinggal. Elemen elemen bangunan
dengan prioritas paling
tinggi, yaitu massa
bangunan, atap, pintu, jendela,
kolom, lantai, fungsi
ruang, orientasi ruang
dan orientasi bangunan. Tindakan yang dilakukan adalah
melakukan perawatan berkala dan tidak diperbolehkan mengganti dengan
material baru. Arahan
pelestarian dengan tingkat
rehabilitasi yang paling tinggi
terdapat pada GPIB Immanuel Depok. Elemen yang mengalami perubahan, seperti atap,
denah, dinding, pintu,
jendela, lantai dan
plafon. Perubahan yang
terjadi, yaitu berubahnya bentuk
dan material pada atap,
terdapat perluasan bangunan sehingga merubah
bentuk denah dan
terdapat penambahan dinding
masif maupun dinding partisi
pada bagian dalam
bangunan. Terdapat perubahan
bentuk dan material pada
pintu dan jendela,
serta penambahan pintu
dan jendela pada ruang ruang baru.
Pada
elemen lantai dan
plafon juga mengalmi
perubahan material, sehingga
memiliki bentuk dan warna
yang berbeda dengan
aslinya. Tindakan pelestarian
yang perlu dilakukan pada
elemen elemen baru adalah
mengganti material yang
serupa dengan aslinya sesuai
dengan bentuk, material,
warna dan ukuran.
Namun terdapat beberapa elemen tambahan yang tetap
dipertahankan dengan melakukan perawatan berkala agar tidak mengalami kerusakan
dikemudian hari.
Sumber :
https://media.neliti.com/media/publications/116001-ID-pelestarian-bangunan-kolonial-belanda-di.pdf