Selasa, 17 November 2015

#5 GIANT SEA WALL JAKARTA

GWS 4



Alternatif "Giant Sea Wall"

Muslim Muin

Keputusan mempercepat pembangunan giant sea wall Jakarta menjadi 2014 sangat mengejutkan. Keputusan bersama Menko Perekonomian, Menteri Perhubungan, Menteri PU, dan gubernur tiga wilayah (Jakarta, Jawa Barat, Banten) perlu dikaji ulang.

Giant sea wall adalah sebuah tanggul laut raksasa yang membentengi Teluk Jakarta. Proyek dengan panjang 30 kilometer dan bernilai di atas Rp 200 triliun tersebut dirancang untuk mengatasi banjir akibat kenaikan permukaan air laut, membersihkan air sungai sebelum ke laut, dan reklamasi pantai.

Namun, sebagai seorang ahli teknik kelautan, penulis tidak sependapat dengan keputusan itu. Tanggul laut raksasa adalah proyek salah kaprah karena akan lebih banyak merugikan.
Jakarta tidak memerlukan tanggul laut raksasa karena tidak ada banjir dari laut. Kalaupun terjadi rob, itu lebih disebabkan penurunan muka tanah, bukan perubahan muka air laut.
Sebaliknya, tanggul laut raksasa akan memperparah banjir di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang. Kehadiran tanggul laut akan memperpanjang alur sungai sehingga memperlambat aliran air. Belum lagi peningkatan laju sedimentasi karena menurunnya kecepatan aliran air. Dengan demikian, selain banjir juga terjadi percepatan pendangkalan sungai yang perlu biaya pengerukan rutin besar.

Dampak lain adalah penutupan dua pelabuhan perikanan Nusantara. Ribuan nelayan harus dipindahkan. Pembangkit Listrik Muara Karang juga harus ditutup karena aliran air pendingin tidak lagi tersedia. Kalaupun dipertahankan, biaya operasinya sangat besar karena memerlukan pompa yang berjalan terus.

Tanggul laut raksasa yang direncanakan dalam sistem tertutup membuat air tidak mengalir. Karena itu, kualitas lingkungan Laut Jakarta akan rusak.
Awal mula

Muka air laut dipengaruhi pasang surut, tsunami, badai, dan pemanasan global. Fluktuasi muka air laut di Jakarta lebih banyak dipengaruhi pasang surut.
Jakarta berada pada perairan dangkal dan terlindung dari tsunami. Ancaman tsunami untuk Teluk Jakarta berasal dari Selat Sunda (Gunung Krakatau). Sebelum merambat ke Laut Jawa, tsunami harus melalui Selat Sunda yang sempit dan dangkal sehingga sebagian energi hilang. Gelombang tsunami yang merambat di Teluk Jakarta juga sangat kecil karena berada dalam daerah terlindung.

Posisi Teluk Jakarta sangat jauh dari pusat badai di Laut China Selatan. Perubahan muka air laut akibat badai akan lebih besar dampaknya di Malaysia dan Kalimantan dibanding di Jakarta.
Pemanasan global tidak hanya mengancam Jakarta, tetapi juga kota-kota lain di dunia. Kelihatan sekali pejabat DKI memperlakukan Jakarta sebagai kota cengeng yang tidak terurus dan diperbodoh konsultan asing.
Jadi, Jakarta tidak memerlukan tanggul laut raksasa.

Usulan Belanda
Tanggul laut raksasa adalah proyek peninggalan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, diusulkan konsultan Belanda. Mereka menyebutnya Sea Dike Plan Tahap III, dibangun tahun 2020-2030. Sesuai permintaan Gubernur DKI Jakarta yang baru, Joko Widodo, Menko Perekonomian setuju mempercepat ide ini langsung pada tahap III tanpa melalui tahap I dan II.

Peta tata letak menunjukkan, tanggul laut raksasa Jakarta tidak sama dengan Palm Island Project di Dubai yang jadi acuan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Tanggul laut raksasa dirancang dalam sistem tertutup sehingga tidak terjadi putaran aliran air yang akan memperburuk kualitas perairan Jakarta.

Juga tidak tampak akses keluar untuk Pelabuhan Perikanan Nusantara sehingga fasilitas yang sangat penting ini harus ditutup. Karena itu, keputusan untuk mempercepat proyek tanggul laut raksasa perlu dikaji ulang.

Selain akan berdampak pada sulitnya Pembangkit Listrik Muara Karang mendapatkan air pendingin, ditutupnya Teluk Jakarta juga menyulitkan jalur pipa untuk pasokan gas dan minyak. Karena itu, sekali lagi, rencana ini harus dikaji saksama. Pipa yang ada belum tentu mampu menahan beban tanggul, apalagi mengantisipasi risiko penurunan tanah di tanggul itu.

Aliran sungai
Mari kita lanjutkan uraian dengan melihat skema aliran air sungai ke laut setelah tanggul laut raksasa dibangun. Dari tata letak yang disajikan dalam laporan Jakarta Coastal Defense Strategy, tampak bahwa untuk mempertahankan muka air di dalam tanggul diperlukan pompa yang harus bekerja tanpa henti.

Bila pompa rusak, Jakarta akan tenggelam. Ini bila kita menggunakan skenario terburuk laju penurunan 10 cm per tahun. Diperkirakan, penurunan muka tanah sepanjang 2010-2030 adalah sekitar 2 meter.

Tinggi Sea Dike 3 ternyata tak sesuai. Kenyataannya, Sea Dike 3 akan dibangun pada kedalaman lebih dari 8 meter, tak hanya 3 meter seperti yang disampaikan konsultan Belanda. Karena itu, Pemerintah Indonesia harus hati-hati mengkaji ide ini.

Jika ukuran Sea Dike 3 disesuaikan dengan kedalaman air di jalur tanggul laut raksasa tampaklah ukuran tanggul laut raksasa sangat besar bila dibandingkan dengan hanya membuat tanggul di sepanjang pantai yang, menurut saya, merupakan solusi lebih masuk akal dan murah. Tentu saja ketinggian tanggul disesuaikan laju penurunan tanah.

Dari segi biaya, pembuatan tanggul jauh lebih murah. River dike versi penulis hanya lebih tinggi 1 meter dibandingkan river dike versi konsultan Belanda. River dike yang lebih tinggi juga berarti menampung air tawar lebih banyak.

Pembaca bisa melihat dengan jelas, sistem yang saya usulkan tak memerlukan pompa untuk mengalirkan air sungai ke laut karena memanfaatkan gravitasi.

Tanggul sepanjang pantai tidak memerlukan pompa untuk mengalirkan air sungai ke laut. Murah dan tidak perlu menutup fasilitas yang sudah ada.

Sekali lagi bisa disimpulkan, Jakarta tidak memerlukan tanggul laut raksasa. Jakarta cukup membuat tanggul sepanjang pantai pada daerah yang mengalami penurunan tanah dan mempertinggi tanggul sungai. Jakarta harus segera melarang reklamasi pantai karena akan memperparah banjir di kawasannya.

Muslim Muin Ketua Kelompok Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung

Jumat, 13 November 2015

#4 RESUME BUKU DASAR-DASAR ARSITEKTUR EKOLOGIS








A.      PENGANTAR EKOLOGI DASAR DAN FISIKA BANGUNAN
1.       Dasar-dasar ekologi

Ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.

2.       Aliran dalam ekosistem

Organisme-organisme dan kemampuannya tergantung pada aliran energy dan zat-zat yang dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk memproduksi materi organic. Energy surya terutama dibutuhkan untuk menjalankan peredaran materi tersebut karena elemen-elemen vital dan alat bantu yang dapat digunakan oleh organism-organisme pada ekologi system alam tidak tersebar merata. Aliran ini disebut daur, siklus, atau peredaran. Istilah ini berubah menurut buku-buku ekologi yang digunakan.

3.       Iklim dan ruang

Iklim merupakan susunan keadaan atmosferis dan cuaca dalam jangka waktu dan daerah tertentu. Iklim pada tempat tertentu dapat diterangkan berdasarkan urutan terjadinya keadaan-keadaan tersebut.  Sesuai dengan titik pandangan, maka bobot masing-masing keadaan berbeda dan iklim biasanya digolongkan atas ikim makro dan iklim mikro.

4.       Cahaya

Cahaya adalah bagian penting bagi kehidupan manusia, terutama untuk mengenali lingkungan dan menjalankan aktivitasnya. Tanpa cahaya dunia gelap, menakutkan, tidak ada yang bias dikenali, dan tidak ada keindahan visual. Dengan cahaya, manusia dapat beraktivitas dengan nyaman dan menikmati kesenian, lingkungan alam dan buatan.

5.       Bunyi

Indra pendengaran adalah telinga manusia. Daun telinga berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getaran bunyi. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk kedalam lubang telinga. Bila getaran bunyi mencapai gendang telinga, maka gendang telinga akan ikut bergetar. Getaran gendang telinga menggetarkan tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya tingkap jorong dan rumah siput (koklea) ikut bergetar, demikian pula cairan limfa di dalam rumah siput. Getaran cairan limfa merangsang ujung-ujung saraf yang menyampaikan rangsangan bunyi tersebut ke otak.

B.      PEMBANGUNAN DAN KERUSAKAN ALAM
1.       Ekologi dan arsitektur ekologis

Pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbale-balik dengan lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur.

2.       Unsur  pokok eko-arsitektur dan pengaruh pencemaran pada kesehatan manusia

Bagi banyak manusia tradisional segala materi terdiri dari empat unsur yaitu udara (angin), air (banyu), tanah/bumi (lemah), dan api/enegi (geni). Walaupun menurut pengetahuan masa kini, hal tersebut jauh lebih rumit. Empat unsure tersebut dapat dianggap sebagai awal pembicaraan hubungan timbale-balik antara gedung dan lingkungan.

3.       Kualitas arsitektur dan tugas si arsitek

Arsitektur biologi sebenarnya lebih indah, lebih tepat guna daripada pembangunan biasa saja, yang menonjol adalah kualitas arsitektur yang tinggi. Kualitas biasanya sulit diukur dan ditentukan, terlebih lagi dari bidang arsitektur. Dimana garis batas antara arsitektur yang bermutu tinggi (berkualitas) dan arsitektur yang biasa saja.

C.      JEJAK EKOLOGIS
1.       Pengertian jejak ekologis dan sekitarnya

Setiap makhluk, manusia, binatang atau tumbuhan,merindukan kehidupan. Akan tetapi, tidak ada makhluk yang mampu memuaskan nafsu kehidupannya tanpa membatasi kualitas kehidupan makhluk yang lain. Hal ini berlaku terutama bagi manusia dengan nafsu atas kesejahteraan social, kenikmatan, dan keuntungan material yang tidak dapat terpenuhi.
Dalam hal ini diadakan dua percobaan untuk menyeimbangkan ketidakseimbangan tersebut, yaitu kode etik lingungan dan jejak ekologis (ecological footprint).

2.       Jejak ekologis dan pengaruh atas pembangunan

Tumbuhan sebagai makhluk tetap berada di tempat pengolahan sampah dalam rangka kerja sama dengan organism perombak sehingga lingkungan hidupnya tetap terjaga. Lain hakya dengan manusia dengan berpindah-pindah tempat, misalnya manusia. Ketidakperhatian pada rantai bahan sebagai peredaran alam mengakibatkan penyakit menular dan merusak lingkungan alam sekitar.

3.       Alam sebagai pola perencanaan

D.      MEMBANGUN UNTUK MENGHUNI
1.       Hubungan antara kegiatan manusia dan ketergantungan pada tempat

Garis besar ini memperhatikan pembangunan dengan sendirinya maupun arsitektur yang berarti fungsi, bentuk, proporsi, teknik, dan sebagainya bahkansbagainya mengutamakan penentuan tempat yang bertuah, penanaman bangunan di dalam tanah, hubungan-hubungan yang sungguh-sungguh di antara bangunan buatan dan dunia alam yang menyumbangkan segala kehidupan dalam agama hindu.

2.       Membangun sebagai organisasi fungsi

Kehidupan pada umumya terjadi di dalam ruang yang dibangun oleh manusia. Istilah ruang (space) tidak hanya meliputi ruang dalam, tetapi juga ruang luar, misalnya jalan yang dibentuk oleh dinding, rumah, atau tanaman sekeliling. Kualitas kenyamanan, sifat, dan bentuk ruang juga mempengaruhi jiwa penghuni. Sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohani kita, mutu ruang tergantung dari suhu, cahaya, warna, bahan bangunan atau keadaan (tenang atau bising). Ukuran dan suasana ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan ruang masing-masing kegiatan.

3.       Cipta rasa dan karsa

Setelah mata manusia sejak berabad-abad merupakan organ pancaindra yang utama , pembatasan yang diakibatkan kenyataan tersebut makin jelas. Pada masa kini timbul keinginan untuk memanfaatkan daya tanggap dengan semua pancaindra.
Perhatian para desain yang mengutamakan fungsi (kegunaan rumah) sering mengbaikan batas-batas kenyamanan serta daya tahan konstruksi dan bahan bangunan. Seperti telah diuraikan di atas juga, semua pancaindra (bukan hanya mata saja) seharusnya terlibat pada waktu manusia menangkap suatu gedung, suatu pandangan yang indah atau lingkungan biasa.

4.       Menghuni dan partisipasi penghuni

Proses menghuni adalah proses belajar, memahami lingkungan, ruang pranata social di bentuk pertama kali dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Sebagai proses maka menghuni berjalan seiring waktu, menyenangkan dari waktu, atau menjadi suatu tekanan yang harus dihindari karena berbagai tuntutan yang dibutuhkan untuk memahami, mengikat agar semua bagian dalam pelajaran menghuni terwujud dalam hidup di lingkungan keluarga.

E.       MEMBANGUN SECARA EKOLOGIS (basic eco-design standard)
1.       Kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan

Perkembangan kawasan bangunan yang liar dan tidak teratur akan menghancurkan kehidupan alam dan menciptakan kota yang layak dihuni. Kota dan pedalaman harus berinteraksi seperti jari yang disambungkan satu sama lain. Jika lahan berbukit-bukit, maka dataran dan lembah dimanfaatkan untuk pedesaan dan pertanian, sedangkan lerengan merupakan perkotaan.

2.       Tapak bangunan bebas gangguan geobiologis dan radiasi elektromagnetik buatan yang minimal

Selain komunikasi antara manusia dan ibu bumi, radiasi lingkungan, irama aktivitas matahari atau cuaca, memengaruhi kehidupan secara positif karena terjadi secara terus-menerus. Jika pengintensifan radiasi berubah menjadi stabil, maka pengaruhnya atas kehidupan bias negative, berarti akan menimbulkan segala penyakit.

3.       Rantai bahan dan bahan bangunan ekologis

3.1   Pembangunan dan kesehatan
3.2   Bahan bangunan ekologis
3.3   Peredaran bahan dan rantai bahan

4.       Ventilasi alam dalam gedung

4.1   Penyegaran udara secara pasif
4.2   Penyegaran udara secara aktif

5.       Kelembapan sebagai ancaman konstruksi dan kesehatan

5.1   Lapisan permukaan dinding/langit yang mampu mengalirkan uap air
5.2   Kelembapan tanah dan konstruksi bangunan yang kering
5.3   Kesinambungan pada struktur dan konstruksi

6.       Kesinambungan pada struktur dan konstruksi

Hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan mempengaruhi pilihan struktur dan penggunaan bahan bangunan. Jika bamboo dipilih sebagai bagian strktur, baian sekunder, bagian finishing, ataupun bagian utilitas, maka harus selalu dipertimbangkan bahwa masa pakai (life span) bamboo terbatas jika dibandingkan dengan kayu, baja, atau beton bertulang.
Berdasarkan kenyataan tersebut, pikiran selanjutnya mengikuti prinsip structural, dimana setiap unsure bangunan yang lebih kuat. Makin banyak bagian bangunan yang tahan lama, makin kecil biaya pemeliharaannya.

7.       Bentuk/proporsi ruang

7.1   Penentuan bentuk
Di bidang arsitektur, ukuran biasanya berhubungan dengan hunian manusia, tetapi karena ukuran gedung secara metafistis dapat disamakan dengan mikrokosmos yang melambang makrokosmos mengandung cirri fisis maupun metafisis.
7.2   Arsitektur harmonikal
Gagasam tentang kosmos yang harmonikal dan kesamaan di antara ilmu fisika dan tanggapan di bidang music tampil ke depan pada teori kuantum. Pentingnya angka bulat terhadap angka bulat terhadap angka diferensial dan integral dalam dalil ilmu gerak dan analisa spectral menunjukkan kebenaran pengetahuan kuno tersebut.

8.       Pembangunan berkelanjutan (ekologis)

Setiap konstruksi bangunan yang didirikan oleh manusia dari bahan bangunan apapun, sesudah selesai akan menjadi tua, lemah, dan dikemudian hari mulai runtuh. Lain halnya dengan konstruksi alamiah (pembangunan konstruksi oleh alam sendiri)yang pada saat mulai memanfaatkannya akan tumbuh, kemudian bertambah kuat, dan makin tua, makin tahan lama.

9.       Bangunan bebas hambatan dan mobilitas
F.       MEMBANGUN KEMBALI DAN RESIKLING
1.       Membangun kembali dan mengganti kerugian
2.       Sampah asal dari kegiatan pembangunan dan susunannya
3.       Pengolahan sampah

Selasa, 03 November 2015

#3 RANGKUMAN BUU ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN




1.    PENDAHULUAN
1.1   ARSITEKTUR BIOLOGIK

Arsitektur biologi berarti ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan. Titik berat definisi tersebut di atas terletak pada keseluruhan. Hanya penyelesaian secara interdisipliner memungkinkan pengertian sepenuhnya.
Jikalau kemanusiaan dan kebudayaan tidak menjadi pusat pada penyelesaian arsitektur/pembangunan, maka prinsip biologis di abaikan. Bila itu terjadi, arsitektur dan teknik di bidang bangunan perumahan hanya akan membentuk rumah dan tempat kediaman tanpa roh dan jiwa, tanpa ada rasa kemanusiaan. Manusia sebagai penghuni gedung dan bangunan tersebut akan terasing.
Pentingnya arsitektur dan arsitek di cerminkan oleh komposisi dan penghubungan bagian-bagian sebagai sesuatu yang harmonis dan kompleks. Kualitas bangunan dengan bagian-bagian material dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia. Perhatian terhadap tiap-tiap bagian yang memengaruhi kualitas kehidupan, di lakukan oleh arsitektur biologis
1.2   LINGKUNGAN MANUSIA

Jikalau kita membandingkan kualitas lingkungan pada masa lalu dengan keadaan sekarang, maka harus kita akui bahwa kualitasnya makin lama makin menurun.
Kehidupan manusia yang seimbang dengan alam akan membutuhkan pengertian baru bagi istilah-istilah yang ada, seperti misalnya pengertian waktu, ruang, ukuran, fungsi, lingkungan dan sebagainya.
1.3   PENGARUH ENERGI

Salah satu usaha untuk mencapai keseimbangan dengan alam ialah memberikan perhatian pada energi yang dibutuhkan, sebab penggunaan energi yang paling sedikit, juga akan merusak lingkungan manusia paling sedikit. Itu berarti bahwa dalam setiap tindakan membangun, kita membutuhkan perhitungan energi dengan memperhatikan, misalnya:
·         Energi untuk eksploitasi  bahan bangunan
·         Energi untuk persiapan bahan bangunan
·         Energi untuk transportasi bahan bangunan
·         Energi untuk mendirikan gedung
·         Energi untuk memelihara gedung
·         Energi untuk perubahan penggunaan gedung
·         Energi untuk membongkar gedung tersebut dsb.
1.4   TEKNOLOGI PROTEKTIF ( PERLONDUNGAN )

Menurut Prof. H. R. Hugi pada makalahnya Angepesste Technologie fur Entwicklungslander keseimbangan meliputi :
·         Seimbang dengan alam
·         Seimbang dengan manusia
·         Seimbang dengan lingkkungan
2.       PENGERTIAN WAKTU
2.1   SEJARAH

Pembangunan dan kebudayaan merupakan perwujudan sejarah manusia. Terutama pada masa yang lalu pembangunan rumah kediaman berarti tanda kehidupan, berarti aktivitas oleh masyarakat setempat. Kehidupan ditentukan oleh agama, kebudayaan dan masyarakat setempat.
2.2   Waktu sekarang
Waktu sekarang merupakan peralihan antara sejarah masa lampau dan masa depan. Cara membangun sudah berubah. Pada masa lalu atap merupakan perlindungan dan tujuan utama rumah kediaman, sedangkan pada masa sekarang sudah jauh berbeda karena penghuni bermukim lebih padat. Kini dibutuhkan keamanan untuk rahasia pribadi, sehingga dinding-dinding dibangun. Kini orang membutuhkan kesenangan hidup dengan fasilitas aliran listrik, membutuhkan air sehat, lingkungan sehat dengan drainase dan sebagainya. Penghunitidak dapat membangun rumahnya lagi, karena didahului oleh teknologi dan pengkhususan tukang dan ahli.
2.3   Masa depan
3.         PENGERTIAN RUANG
3.1   Alam
Manusia dan kebudayaannya serta peradaban yang dihasilkan terletak pada alam disekitarnya dengan hukum alamnya. Dari keseimbangan dengan lingkungan sosial-kebudayaan tertentu, kemudian dibuat faktor-faktor lingkungan, serta pembangunan rumah, pondok dan sebagainya. Kualitas perumahan akan meningkat dengan keselarasannya dengan alam sekitar, ketentuan ini akan menjadi dasar ekologi manusia.
3.2   Manusia
Pengertian ruang sejauh berhubungan dengan manusia merupakan sesuatu yang sangat sulit dijabarkan, sama sulitnya dengan pengertian ruang dalam kaitannya dengan masyarakat.
3.3   Masyarakat
Selamanya manusia bekerja dan melakukan sesuatu yang berimbang dengan kemanusiaan dan alam. Kesulitan selalu terdapat pada manusia dan citra dirinya, yakni hubungannya sebagai individu dengan masyarakat, kebudayaan dengan agama. Sebagai keterangan, misalnya kita dapat mengerti bahwa kelaparan yang terdapat diseluruh dunia dapat diubah dengan makanan. Asal ada makanan, maka kelaparan tidak akan ada. Di bidang perumahan, pembangunan dan pemukiman, cara penyelesaian di atas tidak akan berjalan, justru karena perbedaan pengertian pengertian yang begitu beragam di daerah atau negara masing-masing.
3.4   Bangunan

4.       PENGERTIAN UKURAN
4.1   Perbandingan arsitektur alam dan teknik
Arsitektur masa depan harus lebih efisien dengan menggunakan energi yang jauhlebih sedikit. Arsitektur seharusnya lebih biologik.
4.2   Peradaban (sivilisasi) dan kebudayaan

5.       PENGERTIAN FUNGSI
Fungsi menentukan arti. Perlindungan terhadap kehidupan manusia ialah tujuan pembangunan. Fungsi melindungi tidak boleh dicampur dengan fungsionalisme sebagai gaya arsitektur. Pengertian fungsi tentunya jauh lebih luas. Pada alam, semuanya bersifat fungsional, semua mempunyai fungsi, dan jikalau arsitektur biologis dapat diterapkan sebagai semacam arsitektur alam maka semuanya juga berfungsi.
5.1   Situasai dan analisa site
Analisa site sebagai dasar perencanaan tidak mencukupi lagi untuk perencanaan kulit manusia ketiga jika hanya arsitek saja yang menentukan letak site tersebut. Ia membutuhkan bantuan ahli-ahli lain sehingga penilaian atas site bersifat menyeluruh.
5.2   Ruang dan iklim
Bangunan dan konstruksinya dibutuhkan manusia antara lain untuk menghdapi pengaruh iklim. Faktor penting untuk membangun perlindungan terhadap cuaca dan iklim tersebut ialah penyinaran, suhu, kelembaban udara, ventilasi dan sebagainya.
5.3   Energi dan bahan bangunan
5.4   Cara membangun dan konstruksi bangunan
a)      Bagian bangunan utama
b)      Bagian bangunan yang bersifat pelengkap
5.5   Hubungan dan sambungan
Membangun tempat tinggal selalu merupakan usaha merangkai, menyambung, menghubungkan bahan, ruang dan sebagainya. Dengan kata lain sambungan biasanya kita artikan sebagai suatu sambungan mekanik seperti misalnya dua balok kayu yang ditakik sehingga hubungannya erat dan kuat. Sambungan-sambungan kimik atau sambungan-sambungan biologik sampai kini masih jarang digunakan, walaupun sambungan bangunan alam misalnya senua biologik atau kimik.
5.6   Ukuran dan proporsi
1.       Pengalaman dasar visual
2.       Pytagoras
3.       Pytagoras telah berhasil dengan penyelidikan mengenai selingan selaras/harmonis dalam bidang musik

5.7   Ruang dan bentuk
J. A. Scheiderfrankan seorang ahli filsafat penulis buku Geist und form dengan nama samaran Bo Yin Ra mengemukakan tentang arti bentuk sebagai faktor teratur pada jiwa manusia :
“ lingkungan kita harus memperlihatkan bentuk yang kita rasakan sebagai murni dan benar! Jangan kita lupa, bahwa semua lingkungan kita mempengaruhi kita kembali dan membentuk kita! “
6.       PENGERTIAN LINGKUNGAN
6.1   Lingkungan alam
Sifat, cara pemilihan dan pengelolaan atas tanah serta bangunan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, ikut menjadi faktor penentu dalam pembangunan pemukiman maaupun kelangsungan kehidupan manusia sehari-hari.
6.2   Lingkungan sekitar (Lingkungan buatan)
Tuntutan tersebut harus dijawab dengan menggalakkan penggunaan bahan bangunan setempat seperti kayu, bambu, batu kali, tanah liat, tras, pasir, rumbia dan mengurangi penggunaan bahan bangunan seperti semen, asbes semen, plastik, baja, kaca, aluminium dan sebagainya yang penyediannya sangat memboroskan energi dan sumber alam. Arsitektur biologik bukan lagi seni semacam seni patung saja, melainkan terutama mendasar pada penggunaan bahan-bahan bangunan biologik.
6.3   Lingkungan sosial dan ekonomi
7.       BAHAN BANGUNAN BIOLOGIS
7.1   Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan lagi
a)      Kayu
b)      Bambu
c)       Rumbia, alang-alang dan ijuk
7.2   Bahan bangunan alam yang dapat digunakan lagi
a)      Tanah, tanah liat dan lempung
b)      Batu alam
7.3   Bahan bangunan alam yang dapat disediakan oleh industrial
a)      Batu buatan yang dibakar (batu merah)
b)      Genting flam dan genting pres
c)       Batu buatan yang tidak dibakar (batako)
8.       PERENCANAAN ARSITEKTUR BIOLOGIS
8.1   Tujuan pembangunan biologis
ARSITEK DAN LINGKUNGAN
1.    PENDAHULUAN
1.1   ARSITEKTUR BIOLOGIK

Arsitektur biologi berarti ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan. Titik berat definisi tersebut di atas terletak pada keseluruhan. Hanya penyelesaian secara interdisipliner memungkinkan pengertian sepenuhnya.
Jikalau kemanusiaan dan kebudayaan tidak menjadi pusat pada penyelesaian arsitektur/pembangunan, maka prinsip biologis di abaikan. Bila itu terjadi, arsitektur dan teknik di bidang bangunan perumahan hanya akan membentuk rumah dan tempat kediaman tanpa roh dan jiwa, tanpa ada rasa kemanusiaan. Manusia sebagai penghuni gedung dan bangunan tersebut akan terasing.
Pentingnya arsitektur dan arsitek di cerminkan oleh komposisi dan penghubungan bagian-bagian sebagai sesuatu yang harmonis dan kompleks. Kualitas bangunan dengan bagian-bagian material dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia. Perhatian terhadap tiap-tiap bagian yang memengaruhi kualitas kehidupan, di lakukan oleh arsitektur biologis
1.2   LINGKUNGAN MANUSIA

Jikalau kita membandingkan kualitas lingkungan pada masa lalu dengan keadaan sekarang, maka harus kita akui bahwa kualitasnya makin lama makin menurun.
Kehidupan manusia yang seimbang dengan alam akan membutuhkan pengertian baru bagi istilah-istilah yang ada, seperti misalnya pengertian waktu, ruang, ukuran, fungsi, lingkungan dan sebagainya.
1.3   PENGARUH ENERGI

Salah satu usaha untuk mencapai keseimbangan dengan alam ialah memberikan perhatian pada energi yang dibutuhkan, sebab penggunaan energi yang paling sedikit, juga akan merusak lingkungan manusia paling sedikit. Itu berarti bahwa dalam setiap tindakan membangun, kita membutuhkan perhitungan energi dengan memperhatikan, misalnya:
·         Energi untuk eksploitasi  bahan bangunan
·         Energi untuk persiapan bahan bangunan
·         Energi untuk transportasi bahan bangunan
·         Energi untuk mendirikan gedung
·         Energi untuk memelihara gedung
·         Energi untuk perubahan penggunaan gedung
·         Energi untuk membongkar gedung tersebut dsb.
1.4   TEKNOLOGI PROTEKTIF ( PERLONDUNGAN )

Menurut Prof. H. R. Hugi pada makalahnya Angepesste Technologie fur Entwicklungslander keseimbangan meliputi :
·         Seimbang dengan alam
·         Seimbang dengan manusia
·         Seimbang dengan lingkkungan
2.       PENGERTIAN WAKTU
2.1   SEJARAH

Pembangunan dan kebudayaan merupakan perwujudan sejarah manusia. Terutama pada masa yang lalu pembangunan rumah kediaman berarti tanda kehidupan, berarti aktivitas oleh masyarakat setempat. Kehidupan ditentukan oleh agama, kebudayaan dan masyarakat setempat.
2.2   Waktu sekarang
Waktu sekarang merupakan peralihan antara sejarah masa lampau dan masa depan. Cara membangun sudah berubah. Pada masa lalu atap merupakan perlindungan dan tujuan utama rumah kediaman, sedangkan pada masa sekarang sudah jauh berbeda karena penghuni bermukim lebih padat. Kini dibutuhkan keamanan untuk rahasia pribadi, sehingga dinding-dinding dibangun. Kini orang membutuhkan kesenangan hidup dengan fasilitas aliran listrik, membutuhkan air sehat, lingkungan sehat dengan drainase dan sebagainya. Penghunitidak dapat membangun rumahnya lagi, karena didahului oleh teknologi dan pengkhususan tukang dan ahli.
2.3   Masa depan
3.         PENGERTIAN RUANG
3.1   Alam
Manusia dan kebudayaannya serta peradaban yang dihasilkan terletak pada alam disekitarnya dengan hukum alamnya. Dari keseimbangan dengan lingkungan sosial-kebudayaan tertentu, kemudian dibuat faktor-faktor lingkungan, serta pembangunan rumah, pondok dan sebagainya. Kualitas perumahan akan meningkat dengan keselarasannya dengan alam sekitar, ketentuan ini akan menjadi dasar ekologi manusia.
3.2   Manusia
Pengertian ruang sejauh berhubungan dengan manusia merupakan sesuatu yang sangat sulit dijabarkan, sama sulitnya dengan pengertian ruang dalam kaitannya dengan masyarakat.
3.3   Masyarakat
Selamanya manusia bekerja dan melakukan sesuatu yang berimbang dengan kemanusiaan dan alam. Kesulitan selalu terdapat pada manusia dan citra dirinya, yakni hubungannya sebagai individu dengan masyarakat, kebudayaan dengan agama. Sebagai keterangan, misalnya kita dapat mengerti bahwa kelaparan yang terdapat diseluruh dunia dapat diubah dengan makanan. Asal ada makanan, maka kelaparan tidak akan ada. Di bidang perumahan, pembangunan dan pemukiman, cara penyelesaian di atas tidak akan berjalan, justru karena perbedaan pengertian pengertian yang begitu beragam di daerah atau negara masing-masing.
3.4   Bangunan

4.       PENGERTIAN UKURAN
4.1   Perbandingan arsitektur alam dan teknik
Arsitektur masa depan harus lebih efisien dengan menggunakan energi yang jauhlebih sedikit. Arsitektur seharusnya lebih biologik.
4.2   Peradaban (sivilisasi) dan kebudayaan

5.       PENGERTIAN FUNGSI
Fungsi menentukan arti. Perlindungan terhadap kehidupan manusia ialah tujuan pembangunan. Fungsi melindungi tidak boleh dicampur dengan fungsionalisme sebagai gaya arsitektur. Pengertian fungsi tentunya jauh lebih luas. Pada alam, semuanya bersifat fungsional, semua mempunyai fungsi, dan jikalau arsitektur biologis dapat diterapkan sebagai semacam arsitektur alam maka semuanya juga berfungsi.
5.1   Situasai dan analisa site
Analisa site sebagai dasar perencanaan tidak mencukupi lagi untuk perencanaan kulit manusia ketiga jika hanya arsitek saja yang menentukan letak site tersebut. Ia membutuhkan bantuan ahli-ahli lain sehingga penilaian atas site bersifat menyeluruh.
5.2   Ruang dan iklim
Bangunan dan konstruksinya dibutuhkan manusia antara lain untuk menghdapi pengaruh iklim. Faktor penting untuk membangun perlindungan terhadap cuaca dan iklim tersebut ialah penyinaran, suhu, kelembaban udara, ventilasi dan sebagainya.
5.3   Energi dan bahan bangunan
5.4   Cara membangun dan konstruksi bangunan
a)      Bagian bangunan utama
b)      Bagian bangunan yang bersifat pelengkap
5.5   Hubungan dan sambungan
Membangun tempat tinggal selalu merupakan usaha merangkai, menyambung, menghubungkan bahan, ruang dan sebagainya. Dengan kata lain sambungan biasanya kita artikan sebagai suatu sambungan mekanik seperti misalnya dua balok kayu yang ditakik sehingga hubungannya erat dan kuat. Sambungan-sambungan kimik atau sambungan-sambungan biologik sampai kini masih jarang digunakan, walaupun sambungan bangunan alam misalnya senua biologik atau kimik.
5.6   Ukuran dan proporsi
1.       Pengalaman dasar visual
2.       Pytagoras
3.       Pytagoras telah berhasil dengan penyelidikan mengenai selingan selaras/harmonis dalam bidang musik

5.7   Ruang dan bentuk
J. A. Scheiderfrankan seorang ahli filsafat penulis buku Geist und form dengan nama samaran Bo Yin Ra mengemukakan tentang arti bentuk sebagai faktor teratur pada jiwa manusia :
“ lingkungan kita harus memperlihatkan bentuk yang kita rasakan sebagai murni dan benar! Jangan kita lupa, bahwa semua lingkungan kita mempengaruhi kita kembali dan membentuk kita! “
6.       PENGERTIAN LINGKUNGAN
6.1   Lingkungan alam
Sifat, cara pemilihan dan pengelolaan atas tanah serta bangunan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, ikut menjadi faktor penentu dalam pembangunan pemukiman maaupun kelangsungan kehidupan manusia sehari-hari.
6.2   Lingkungan sekitar (Lingkungan buatan)
Tuntutan tersebut harus dijawab dengan menggalakkan penggunaan bahan bangunan setempat seperti kayu, bambu, batu kali, tanah liat, tras, pasir, rumbia dan mengurangi penggunaan bahan bangunan seperti semen, asbes semen, plastik, baja, kaca, aluminium dan sebagainya yang penyediannya sangat memboroskan energi dan sumber alam. Arsitektur biologik bukan lagi seni semacam seni patung saja, melainkan terutama mendasar pada penggunaan bahan-bahan bangunan biologik.
6.3   Lingkungan sosial dan ekonomi
7.       BAHAN BANGUNAN BIOLOGIS
7.1   Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan lagi
a)      Kayu
b)      Bambu
c)       Rumbia, alang-alang dan ijuk
7.2   Bahan bangunan alam yang dapat digunakan lagi
a)      Tanah, tanah liat dan lempung
b)      Batu alam
7.3   Bahan bangunan alam yang dapat disediakan oleh industrial
a)      Batu buatan yang dibakar (batu merah)
b)      Genting flam dan genting pres
c)       Batu buatan yang tidak dibakar (batako)
8.       PERENCANAAN ARSITEKTUR BIOLOGIS
8.1   Tujuan pembangunan biologis
Penyelidikan arsitektur dan pembangunan mempunyai tujuan yang berbeda satu sama lain. Dalam penyelidikan itu biasanya bagian teknik dan ekonomi lebih diutamakan, sekalipun teknik tersebut belum pasti menjadi teknik yang terbaik. Pada umumnya dalam hal-hal dasar dan standar, terutama dibidang bahan, bangunan biologik masih mengalami cacat. Sebenarnya, pada semua penyelidikan seharusnya diperhatikan juga soal psikologi dan ekologi secara indisipliner.
8.2   Bentuk bangunan dan bahan bangunan
Bahan bangunan dan konstruksi bangunan adalah dua unsur pembentuk bangunan. Akan tetapi bentuk bangunanpun ditentukan oleh fungsinya, menurut kebutuhan dasar penghuninya dan cara membangunnya, yaitu cara membatasi ruang tersebut secara konstruktif dengan lantai, dinding, susunan atap dan sebagainya.
8.3   Sistem perencanaan
Perencanaan arsitektur biologik dengan bahan bangunan biologik merupakan suatu lintas ilmu yang melibatkan antara lain insinyur, ahli bangunan dan pemberi tugas (bouwheer). Kerja sama yang baik antara mereka yang terlibat akan memungkinkan optimalisasi dalam perencanaan.
8.4   Arsitektur tradisional
Istilah arsitektur tradisional dapat diartikan sebagai suatu arsitektur yang diciptakan/dilakukan dengan cara yang senantiasa sama sejak beberapa generasi. Dengan demikian, arsitektur tradisional memperlihatkan hubungan manusia dengan sejarahnya dalam bidang bangunan dan permukiman.
8.5   Menuju arsitektur biologis
a)      Pendahuluan
b)      Rudolf Doernach
c)       Peter Schmid
8.6   prospek mendatang


 8.2   Bentuk bangunan dan bahan bangunan
Bahan bangunan dan konstruksi bangunan adalah dua unsur pembentuk bangunan. Akan tetapi bentuk bangunanpun ditentukan oleh fungsinya, menurut kebutuhan dasar penghuninya dan cara membangunnya, yaitu cara membatasi ruang tersebut secara konstruktif dengan lantai, dinding, susunan atap dan sebagainya.
8.3   Sistem perencanaan
Perencanaan arsitektur biologik dengan bahan bangunan biologik merupakan suatu lintas ilmu yang melibatkan antara lain insinyur, ahli bangunan dan pemberi tugas (bouwheer). Kerja sama yang baik antara mereka yang terlibat akan memungkinkan optimalisasi dalam perencanaan.
8.4   Arsitektur tradisional
Istilah arsitektur tradisional dapat diartikan sebagai suatu arsitektur yang diciptakan/dilakukan dengan cara yang senantiasa sama sejak beberapa generasi. Dengan demikian, arsitektur tradisional memperlihatkan hubungan manusia dengan sejarahnya dalam bidang bangunan dan permukiman.
8.5   Menuju arsitektur biologis
a)      Pendahuluan
b)      Rudolf Doernach
c)       Peter Schmid
8.6   prospek mendatang




Rabu, 14 Oktober 2015

#2 ARSITEK DAN LINGKUNGAN





Arsitektur merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana merencana dan merancang suatu bangunan dengan memperhatikan kondisi lingkungan di sekitarnya. Dalam membangun suatu bangunan, terkadang banyak di temui berbagai kendala yang dapat menghambat proses pembangunan, diantaranya masalah iklim, cuaca, kontur tanah serta berbagai masalah lingkungan yang vital.
Arsitektur merupakan ilmu turun-temurun yang terus mengalami perubahan di setiap zaman, perubah dapat sisebabkan oleh adaptasi terhadap lingkungan,kultur dan budaya wilayah setempat, keadaan iklim dan cuaca,keinginan serta pemecahan dari masalah yang ada. Dalam bangunan arsitektur juga banyak sekali yang mengambil konsep –konsep dari alam, misalnya kuda-kuda pada atap itu mengambil contoh dari tulang yang ada pada dedaunan.
Karena manusia hidup berdampingan dengan alam sudah selayaknya dalam merancang suatu tempat tinggal kita juga harus memikirkan kondisi alam sekitar kita. Kita harus membangun bangunan yang tidak mencemari dan merusak keadaan sekitar kita. Untuk itulah di buat berbagai peraturan yang menjadi acuan dalam membangun contohnya GSB (Garis Sepanjang Bangunan) yang mengharuskan luasan bangunan 60% dari luasan yang ada, yang sisanya dapat di buat taman-taman hijau, pembuatan sumur resapan untuk menampung debit air hujan berlebih dan mencegah banjir, pembuatan septictank untuk mencegah pembuangan air kotor ke sungai dan masih banyak lainnya. Berbagai inovasi di munculkan agar suatu bangunan dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungannya, misalnya pembuatan atap yang mirip dibuat untuk mengantisipasi saat hujan, pemasangan kaca pada bangunan juga dapat berfungsi untuk menyaring intensitas cahaya yang masuk ke dalam bangunan, penanaman ‘paku bumi’ sebagai penahan bangunan pada bangunan bertingkat tinggi untuk menjaga bangunan dari perubahan keadaan tanah serta masih banyak lainnya.

 Mudah-mudahan di masa mendatang semakin banyak inovasi yang di hasilkan para arsitek sehingga bangunan yang kita huni bersahabat dengan alam.

Sabtu, 26 September 2015

#1 INDONESIA : NEGERI GEMAH RIPAH LOH JINAWI

Indonesia, negara besar yang kaya sumber daya alamnya, beragam suku bangsa dan bahasanya, dan kaya akan jumlah penduduknya, sampai ada istilah ‘Gemah Ripah Loh Jinawi’ yang artinya tenteram dan makmur serta sangat subur tanahnya. Sudah selayaknya dengan potensi yang begitu besar Indonesia sudah menjadi negara maju yang di segani di Asia, bahkan di Dunia. Tetapi ternyata realitanya Indonesia tetaplah Indonesia, negara yang selalu berkutat dengan masalah warisan para pendahulu kita, masalah yang tak pernah terselesaikan. Pengangguran, Kemiskinan, Kebanjiran, Kekeringan, ketidakmerataan pembangunan, korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) dan segudang masalah klasik yang selalu menjadi awan gelap bagi negeri ini.
Yang terbaru yaitu masalah yang terjadi kawasan ibu kota jakarta, tepatnya di kampung pulo. Wacana pemerintah untuk mengatasi masalah kebanjiran dengan merelokasi pemukiman warga kampung pulo yang sudah mendiami bantaran kali ciliwung sejak puluhan tahun lalu, bahkan sebelum NKRi terbentuk, sebelum terciptanya UUD tentang kepemilikan tanah dan bangunan. Mereka di anggap penghuni ilegal karena mendiami wilayah  tanpa bisa menunjukkan sertifikat kepemilikan tanah dan bangunan. Pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan Rusun di Jatinegara sebagai relokasi wilayah bantaran kali ciliwung yang akan di gusur nantinya, tetapi sebagian warga setempat malah menolak dengan berbagai alasan, pro dan kontrapun bermunculan, dan yang terbaru yakni kericuhan yang terjadi karena sebagian warga menolak untuk di relokasi.
Berbagai tanggapan mengalir dari masyarakat, sebagian menilai pemerintah sudah cukup tepat dengan membangun rusun Jatinegara yang akan di jadikan tempat relokasi bagi warga kp.pulo, sebagian masyarakat yang lain menganggap bahwa solusi dari pemerintah kurang serius,mengingat Mata pencaharian masyarakat akan menghilang jikalau kp.pulo di gusur, belum lagi biaya sewa, air serta listrik yang menambah beban bagi warga kp.pulo. pemerintah pun di nilai kurang serius menyelesaikan masalah yang terjadi di kp. Pulo.
Lain lagi halnya dengan investasi yang tengah di gandrungi masyarakat kelas menengah keatas dengan berinvestasi di perumahan /KPR. Terus melonjaknya nilai jual tanah menjadi lahan bisnis yang sangat menjanjikan. Permintaan akan perumahan tempat tinggal /KPR yang terus meningkat, bedampak terhadap makin gencarnya bukaan akan lahan baru, yang sejatinya sudah sangat jauh berkurang.  Area hutan di tebang, rawa-rawa di timbun yang mengakibatkan hilangnya daerah resapan air yang memperburuk kondisi banjir ibu kota. Peran dari pemerintah sangat di harapkan dalam mengatasi masalah ini serta pemerintah harus segera membuat langkah strategis yang harus di lakukan untuk penyelamatan lingkungan hijau di ibu kota.
Pemerintah harusnya mulai berkaca dari negara-negara yang berhasil mengatasi masalah serupa di kp.pulo yaitu yang terjadi di Kerajaan Saudi Arabia baru-baru ini, seperti di lansir kompas.com sebuah crane yang roboh menimpa para jemaat yang sedang melaksanakan ibadah haji, akibatnya 107 orang di kabarkan meninggal dunia dan 238 orang di kabarkan terluka.




Penyelidikan pun segeri dilakukan oleh pihak pemerintah KSA, mereka dengan cepat tanggap segera mengevakuasi korban dan memberikan sejumlah uang santunan kepada para korban, seperti dilansir surat kabar setempat alriyadh, Santunan sebesar 1 juta riyal tidak hanya diberikan kepada korban wafat, namun juga pada korban yang cacat permanen. Sementara bantuan sebesar 500.000 riyal diberikan untuk setiap korban yang mengalami luka-luka. Sikap tegas juga di tunjukkan pemerintah KSA dengan pemutusan kerja sama dan membatalkan tender-tender selanjutnya serta melarang pihak perusahaan pembangun ‘Bin Laden Corporation’ untuk bepergian keluar negeri sampai penyelidikan selesai dilakukan.
Sudah selayaknya kita meniru terhadap apa yang sudah dilakukan oleh negara Kerajaan Saudii Arabia, penanganan serius terhadap masalah serupa, pengambilan kebijakan yang strategis serta peradilan hukum tegas dan sesuai perundang-undangan.
Sebagai calon arsitek harus berinovasi dan menuang gagasan untuk menciptakan bangunan yang menjadi solusi yang bersahabat bagi alam dan lingkungan, peran pemerintah juga sangat vital dalam hal ini, pengambilan kebijakan yang tepat serta peradilan hukum yang tegas bagi para pelanggar akan sangat membantu pelestarian lingkungan hijau di negeri ini, serta tidak tergoda keuntungan semata. Sekarang saatnya kita kembalikan Indonesia menjadi negeri “GEMAH RIPAH LOH JINAWI”.


E.J

Kamis, 18 Juni 2015

MANUSIA DAN HARAPAN

Nama : Eno Juliansyah
NPM : 23314582
Kelas : 1TB02

Hasil gambar untuk hope 
 
Pengertian Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud.  Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.

Persamaan Harapan dan Cita-Cita
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar.
Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

Contoh Cita-cita
Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
  1. Kelangsungan hidup
  2. Keamanan
  3. Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
  4. Diakui lingkungan
  5. Perwujudan cita-cita

Penyebab manusia memiliki harapan
Penyebab manusia mempunyai harapan adalah dorongan kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Dorongan kodrat adalah sifat,keadaan atau pembawaan alamiah sejak manusia di ciptakan. Dorongan itulah yang menyebabkan manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup dan untuk memenuhinya manusia harus bekerja sama dengan orang lain.
Tidak hanya orang yang masih hidup saja yang mempunyai harapan,orang yang sudah meninggal pun mempunyai harapan,biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli waris nya.Tentang besar kecilnya harapan seseorang dapat di tentukan oleh kepribadian orang itu sendiri.Untuk itu dengan memiliki kepribadian yang kuat kita akan dapat mengontrol harapan se efektif dan se efisien mungkin sehingga hasilnya tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain untuk masa kini dan masa yang akan datang.

Pengertian Doa
Doa bererti memohon atau meminta sesuatu yang baik daripada Allah s.w.t yang Maha Pemurah. Allah s.w.t. menyuruh orang-orang Islam berdoa atau meminta sesuatu kepadaNya seperti firman di bawah yang bermaksud:
Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60)

Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Macam-Macam Do’a
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah." 2
Adapun perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:
Do'a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Do'a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.

Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.
3 Teori Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang kebenaran :
  1. Teori Koherensi : suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.
  1. Teori Korespondensi : teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
  2. Teori Pragmatis : Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis

Cara untuk meningkatkan keyakinan terhadap harapan
·         Dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah
·         Selalu berusaha berfikir positif terhadap segala keadaan dan kemungkinan yang ada
·         Harus percaya bahwa dengan segala potensi yang kita miliki kita selalu mempunyai harapan untuk mencapai apa yang kita harapkan
·         Selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna untuk orang banyak

Sumber :
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.com/2012/11/manusia-dan-harapan.html